Jakarta -
Capres nomor urut 02 Prabowo Subianto bakal menurunkan harga daging sapi hingga 70% jika terpilih jadi presiden. Hal itu disampaikan ekonom senior, Rizal Ramli. Rizal Ramli memang diketahui kerap memberi masukan ke Prabowo terkait ekonomi.
Namun apakah realistis memangkas harga daging sapi hingga 70% dari harga saat ini? Seperti apa tantangannya? Baca berita selengkapnya di halaman berikut.
Pertama yang perlu diketahui dari rencana capres nomor urut 02 Prabowo Subianto memangkas harga daging sapi hingga 70%, adalah kondisi harga saat ini.
detikFinance mengambil sampel harga daging sapi di Jakarta dengan mengacu data infopangan.jakarta.go.id. Dari informasi yang dipublikasikan, harga daging sapi rata-rata Rp 116.537/kg di Jakarta pada Selasa (9/4/2019).
Harga daging sapi tertinggi adalah Rp 120.000/kg di Pasar Lenteng Agung, sedangkan yang terendah adalah Rp 110.000/kg di Pasar Perumnas Klender.
Kemudian berdasarkan data dari Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) yang diterbitkan Bank Indonesia (BI), pada hari yang sama terpantau harga daging sapi di Jawa Timur Rp 110.300, Jawa Tengah Rp 111.600, Yogyakarta Rp 113.750, Banten Rp 116.250, Jawa Barat Rp 122.300, dan Jakarta Rp 123.750.
Sementara itu dalam skala nasional, harga rata-rata daging sapi kualitas 1 Rp 120.100, dan daging sapi kualitas 2 Rp 112.300.
Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (Core) Indonesia Mohammad Faisal mengatakan, sulit menurunkan harga daging apalagi sampai 70% dengan kondisi saat ini. Pasalnya masih banyak tantangan yang harus dibenahi untuk memangkas harga.
"Dalam kondisi sekarang terus terang sangat susah untuk menurunkan harga sapi sampai 70%," katanya kepada detikFinance, Jakarta, Selasa (9/4/2019).
Dia menerangkan, dari sisi produksi sapi atau daging sapi masih sangat rendah sehingga membuat biaya produk relatif mahal. Ditambah biaya logistik yang masih tinggi. Ongkos logistik juga makin mahal karena jauhnya jarak antara sentra produksi dan daerah yang konsumsinya tinggi.
Untuk itu dalam jangka pendek penurunan harga daging akan sulit diwujudkan. Kalau pun ingin menurunkan harga membutuhkan waktu jangka menengah-panjang. Itu pun tidak mungkin sampai turun 70%.
"Kalau bicara realistis ya itu dalam jangka waktu 5 tahun lah atau lebih dari satu tahun lah. Dan itu juga butuh konsistensi, perlu perbaikan di semua lini," paparnya.
"Tapi kalau (harga turun) sampai 70% saya pikir dalam waktu beberapa tahun ke depan pun agak susah," tambahnya.
Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (Core) Indonesia Mohammad Faisal menilai harga daging sapi realistisnya turun ke kisaran Rp 80 ribu per kilogram (kg) dari harga rata-rata saat ini Rp 100 ribu.
"Dalam kondisi sekarang terus terang sangat susah untuk menurunkan harga sapi sampai 70%," katanya kepada detikFinance, Jakarta, Selasa (9/4/2019).
"Bisa saja turun sampai Rp 80 ribu atau bisa jadi lebih kurang dari Rp 80 ribu," tambahnya.
Untuk menurunkan harga itu pun banyak hal yang harus dibenahi dari hulu hingga ke hilir.
"Mulai dari hulunya, misalnya menentukan lahan pertaniannya yang dikembangkan secara besar-besaran, kemudian pembibitannya secara besar-besaran, kemudian menekan logistik dan sebagainya," ujarnya.
"Itu kan perlu upaya yang masif. Bisa saja dilakukan tapi memang butuh keseriusan luar biasa dan konsistensi, dan perbaikan strategi dari hulu sampai hilirnya. Nah itu butuh waktu beberapa tahun untuk bisa terwujud," paparnya.
Halaman Selanjutnya
Halaman