Menurut Fadhil, pembangunan ekonomi Indonesia masih banyak yang perlu dikembangkan. Sumber dana yang berasal dari APBN pun terbilang terbatas, sehingga membutuhkan suntikan modal dari asing berupa investasi.
"Kita masih memerlukan investasi asing. Kalau ada capres yang anti asing itu bisa aseng atau bule itu nggak usah di-reckon (hitung) lah," kata Fadhil saat acara acara Pemanasan Debat Kelima di ITS Tower, Jakarta, Kamis (11/4/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Karena ekonomi kita dari sisi financialnya masih memerlukan. LDR kita masih 95%, rasio kredit ke PDB itu 47 persen atau di bawah 50 persen. Kita perlu asing dalam artian investasi," tambah dia.
Sementara ekonom senior INDEF lainnya, Nawir mengatakan, pengelolaan ekonomi Indonesia menjadi hal yang sangat krusial untuk dipikirkan secara matang-matang.
Menurut Nawir, pertumbuhan ekonomi haus akan modal asing untuk menggerakkannya lebih tinggi lagi. Saat ini, ekonomi Indonesia tumbuh di level 5%.
"Untuk dorong pertumbuhan 1% perlu modal sekian besar. Oleh Karena itu tidak ada pilihan selain modal asing masuk," ujar dia.