Capres petahana, Jokowi lantas menjawab akan membentuk beberapa holding BUMN lainnya. Setelah membentuk holding BUMN, nantinya juga akan ada super holding BUMN.
"Saya kira ke depan kita akan membangun holding-holding BUMN, baik yang berkaitan dengan konstruksi, holding migas, holding berkaitan pertanian dan perkebunan, perdagangan. Akan ada holding-holding dan di atasnya (ada) super holding," kata Jokowi.
Oleh karena itu, BUMN-BUMN ke depan kata Jokowi harus berani ke luar kandang. Dia ingin BUMN bisa membuka pasar lebih luas jaringan sehingga swasta nantinya juga bisa ikut terkerek usahanya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jokowi juga memamerkan keberhasilan BUMN pada pemerintahannya. Salah satunya adalah merebut kepemilikan kekayaan alam dari tangan pihak asing.
Jokowi memberi contoh aset kekayaan alam yang sebelumnya dikelola oleh asing, seperti Blok Rokan, Blok Mahakam, dan Freeport Indonesia yang kini telah dikelola oleh BUMN seperti PT Pertamina (persero) dan PT Inalum (Persero).
"Perusahaan besar yang mengelola Blok Rokan, Blok Mahakam, sekarang sudah diambil oleh Pertamina. Freeport yang dulu 9% sudah diambil Inalum 51,2% artinya BUMN kita mampu memperkuat akuisisi itu," ungkap Jokowi.
Dari prestasi BUMN tersebut, Jokowi mengatakan agar tak ada yang perlu diragukan lagi. Sebab, bila masyarakat ragu hal itu akan berdampak pada perkembangan negara itu sendiri.
"Kalau kita masih ragu bagaimana memiliki kemampuan mengelola blok-blok besar yang tentu saja memberikan uang yang besar. Kalau kita selalu memandang segala sesuatu yang optimis ada negara maju. Di manapun yang kalau rakyat nggak optimisme bagaimana mau menyelesaikan masalah yang ada," ungkapnya.