"Defisit APBN 1,52% dari PDB (produk domestik bruto) tahun depan," kata Sri Mulyani saat menjadi pembicara kunci di acara Rakorbangpus dan Temu Konsultasi Triwulan II Bappenas-Bappeda 2019, Jakarta, Selasa (30/4/2019).
Angka defisit tahun 2020 pun belum bersifat final. Lantaran, penyusunan APBN baru dimulai pemerintah dan harus didiskusikan dengan dewan perwakilan rakyat (DPR).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara itu, Menteri PPN/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro mengungkapkan bahwa estimasi anggaran belanja kementerian/lembaga sebesar Rp 854,0 triliun di 2020.
Dia mengatakan anggaran belanja itu ditujukan untuk lima prioritas pembangunan nasional.
"Anggaran belanja K/L tahun depan Rp 854 triliun dengan lima prioritas," kata Bambang.
Dari Rp 854,0 triliun. Bambang mengungkapkan untuk operasional sebesar Rp 299,1 triliun. Non operasional sebesar Rp 554,9 triliun. Sedangkan sisinya Rp 114,0 triliun nom prioritas.
Bambang menjelaskan, lima program prioritas tahun depan adalah pembangunan manusia dan pengentasan kemiskinan. Anggarannya Rp 148,8 triliun dengan jumlah proyek di K/L 1.025.
Program prioritas kedua, infrastruktur dan pemerataan wilayah anggarannya Rp 73,5 triliun dengan jumlah proyek di K/L 574.
Selanjutnya, nilai tambah sektor riil, industrilisasi, dan kesempatan kerja anggarannya Rp 15,2 triliun dengan jumlah proyek di K/L 701.
Keempat, program prioritas ketahanan pangan, air, energi, dan lingkungan hidup anggarannya Rp 42,5 triliun dengan jumlah proyek di K/L 834.
Kelima, program prioritas stabilitas pertahanan dan keamanan anggarannya Rp 45,1 triliun dengan jumlah proyek di K/L 295.