Pasalnya, hasil survey pihaknya menyebutkan bahwa ada penumpukan penumpang yang terjadi di Pelabuhan Merak tiap musim mudik. Menurut surveynya, Budi mengatakan bahwa kebanyakan masyarakat khususnya dari Jabodetabek menumpuk di pelabuhan untuk menyebrang pada jam-jam dini hari.
"Hasil survey di sana ada kecenderungan masyarakat perjalanan untuk menyeberang jam 12 malam sampai jam 6 pagi, dari Jabodetabek sebagian besar menyebrang ke Sumatera, jadi distribusi pagi dan siang tidak seimbang, itu bisa 7-9 km antrean di pelabuhan," ungkap Budi, di kantornya, Senin (6/5/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Budi juga memaparkan perencanaan ganjil genap di pelabuhan. Jadi nantinya, operasional pelabuhan akan dibagi dua, 12 jam untuk kendaraan yang berpelat ganjil, 12 jam lainnya untuk kendaraan berpelat genap.
"Nanti mulai, 31 Mei rencananya jam 6 pagi-6 sore ini diarahkan yang menyeberang kendaraan ganjil, 6 sore-6 pagi genap," papar Budi.
Budi menjelaskan bahwa dermaga di Pelabuhan Merak sendiri masih kurang kuantitas dermaganya. Dia mengatakan akan berbicara dengan ASDP Ferry sebagai penyedia penyeberangan untuk merealisasikan rencananya.
"Kita belum ada penambahan kuantitas dermaganya tapi penambahan kualitasnya ada. Minggu ini saya putuskan, terutama nyebrang, nanti saya bicara sama ASDP," ungkap Budi.