Kementerian Keuangan menilai Rizal Ramli tidak paham akan sistem pengelolaan anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN), karena menyalahkan Menteri Keuangan atas bertambahnya jumlah utang pemerintah.
Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Informasi Kementerian Keuangan Nufransa Wira Sakti mengatakan utang pemerintah merupakan produk APBN yang disepakati oleh dewan perwakilan rakyat (DPR).
"Julukan ratu utang menunjukkan bahwa Rizal Ramli sangat tidak paham terhadap mekanisme pemerintahan khususnya dalam pengelolaan APBN," kata Nufransa saat dihubungi detikFinance, Jakarta, Sabtu (18/5/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lebih lanjut Nufransa mengungkapkan, kebijakan pembangunan yang dibiayai dari utang menghasilkan aset bagi negara, seperti infrastruktur dan SDM berkualitas.
Menurut Nufransa, penggunaan utang untuk kegiatan produktif pun sudah cukup nyata dan hasilnya dinikmati masyarakat. Seperti penurunan angka kemiskinan ke level 9,66% dan pengangguran turun menjadi 5,01%.