Salah satunya Mifta Hasmi, warga Semarang yang menjadi agen penjualan baju anak via Whatsapp dan Instagram. Pembatasan akses 2 platform itu membuatnya tidak bisa mengirim gambar barang dagangan ke reseller.
"Reseller tidak bisa terima gambar, padahal kan pembeli baru order kalau sudah liat barangnya," kata Mifta, Jumat (24/5/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Solusinya yaitu memanfaatkan VPN. Meski dia bisa mengirim gambar ke reseller, ternyata reseller yang tidak bisa mendownload gambar yang dikirim.
"Pakai VPN, kita kirim foto, sananya yang tidak bisa lihat," ujarnya.
Akibat kendala itu perputaran barang jadi terhambat. Beberapa memang ada yang bisa terlayani setelah menggunakan VPN, namun kemudian beredar risiko menggunakam VPN.
"Ada informasi soal bahaya VPN, tapi mau bagaimana lagi. Akhirnya setiap mau m-banking kita matikan dulu VPN-nya. Ya ini cari cara sendiri," ujar pemilik toko online @mimmyhunny_brandedkids di instagram itu.
Dengan perputaran barang yang terkendala, otomatis uang yang masuk pun tertunda. Akibatnya ia harus cari cara untuk membayar barang yang akan datang dari distributor.
"Barang mau datang, kalau tidak ada uangnya kan tidak bisa diambil. Ini parahnya karena mendekati lebaran," ujarnya.
Ia berharap media sosial yang terkena imbas pembatasan segera kembali normal. Menurutnya banyak pelaku usaha yang bergantung pada media sosial untuk mencari rezeki. (alg/hns)