Katering Sahur, Bisnis Langka yang Menggiurkan

Katering Sahur, Bisnis Langka yang Menggiurkan

Vadhia Lidyana - detikFinance
Senin, 27 Mei 2019 04:24 WIB
Katering Sahur, Bisnis Langka yang Menggiurkan
Rahmi Anjani/Wolipop
Jakarta - Di bulan ramadhan ini bisnis katering sahur bisa menjadi bisnis yang menjanjikan. Pasalnya, belum banyak yang bermain dalam bisnis ini.

Katering sahur diminati banyak orang karena sebagian besar menawarkan paket yang hemat dengan menu yang lengkap. Selain itu, pembeli tak perlu repot-repot mencari makanan atau memasak di waktu dini hari. Makanan akan langsung tersedia di depan pintu ketika waktu sahur datang.

Penasaran dengan bisnis katering sahur? Simak berita berikut.
Salah satu pemain bisnis katering sahur adalah nutribox catering. Nutribox catering memiliki pelanggan yang hampir 90% adalah mahasiswa. Sebagian besar, pelanggannya adalah mahasiswa dari Universitas Brawijaya, Universitas Negeri Malang, dan UIN Maulana Malik Ibrahim.

Bisnis katering yang digemari mahasiswa Kota Malang ini dapat memperoleh pesanan makanan sahur hingga 3 kali lipat dibandingkan hari biasa. Bahkan, pemiliknya, Ade Arya Wirawan memperoleh ide untuk bisnis katering sahur ketika ia masih menyandang status sebagai mahasiswa Jurusan Teknik Mesin Universitas Brawijaya.

"Dulu ketika saya mahasiswa ada teman bikin katering untuk sahur. Kemudian saya terbantu ada katering sahur. Kita nggak perlu repot-repot keluar untuk beli makan. Tinggal nunggu di kosan makanan sudah datang," kata Ade ketika dihubungi detikFinance, Minggu (26/5/2019).

Di Kota Solo, salah satu bisnis katering sahur bernama Soku Kitchen juga laris di kalangan mahasiswa.

"Kita memang secara lokasi berada di dekat Universitas Sebelas Maret (UNS), jadi segmentasi pelanggannya 60% adalah mahasiswa," kata pemilik Soku Kitchen, Soekma Agus Sulistyo kepada detikFinance, Minggu (27/5/2019).

Soku Kitchen menawarkan paket murah yang komplit untuk sahur seharga Rp 20.000, dan sudah termasuk biaya kirim. Oleh karena itu, pesanan yang diterima Soku Kitchen bisa meningkat hingga 100% di bulan ramadhan.

Soku Kitchen merentangkan sayapnya sejak 2015, di Kota Solo. Dengan modal awal Rp 15 juta, kini omzet di bulan ramadhan mencapai Rp 90-100 juta.

"Di bulan ramadhan ini bisa Rp 90-100 juta itu omzetnya. Kalau profitnya sekitar 50% dari omzet," tutur Soekma.

Lalu, ada juga MyHalalFood.co yang meraup untung besar di bulan ramadhan. Bisnis katering basis Bekasi tersebut dapat meraup omzet Rp 70-95 juta di bulan ramadhan. Padahal, menurut Riezka Sari Injaryanti, ia memulai bisnis tersebut dengan bermodal hanya Rp 3.000.000.

"Kalau bulan biasa, yang normal nggak terlalu ramai omzetnya Rp 50-70 juta. Kemarin ini (bulan ramadhan) katering harian saja omzetnya Rp 70-95 juta. Ada peningkatan di bulan ramadhan," kata ibu dari 3 anak tersebut.

1) Memiliki Pemahaman di Dunia Kuliner

Sangat penting bagi pengusaha yang ingin memulai bisnis katering terutama katering sahur memiliki minat di dalam dunia kuliner.

"Ownernya harus punya minat di dunia kuliner. Senggaknya kalau dia nggak bisa masak, harus paham kuliner. Harus tahu rasa. Karena kuliner kan yang penting rasanya," tutur Riezka Sari Injaryanti, pemilik MyHalalFood.co ketika dihubungi detikFinance, Minggu (27/5/2019).

2) Memiliki Juru Masak yang Mau Belajar

Riezka mengatakan, modal kedua memulai bisnis katering yakni memiliki juru masak yang mau belajar. Artinya, juru masak tersebut tak wajib memiliki pengetahuan luas mengenai ragam masakan, asal dia mau belajar maka itu sudah cukup.

"Kedua, dia harus punya partner juru masak yang mau belajar sama sama. Karena memang, juru masak aku memang pintar sekali masak tapi untuk menu biasa. Aku lebih milih begitu, nanti belajar sama-sama. Kalau yang sudah tinggi, seperti chef, nanti susah untuk diajarkan karena sudah pintar," ungkap dia.

3) Tak Perlu Modal Besar

Riezka sendiri memulai bisnis kateringnya hanya dengan modal sebesar Rp 3.000.000 untuk modal pemasaran melalui online. Ia membeli bahan dasar pesanan kateringnya dari uang yang sudah dibayarkan di awal oleh pelanggan. Maksudnya, Riezka menggunakan sistem pembayaran di awal.

"Jadi modal awal Rp 3.000.000 aku pakai di online marketing. Jadi dana itu lebih ke branding semua. Kalau untuk belanja dan lain-lain itu dana tamu (pelanggan). Jadi tamu pesen harus bayar dulu. Karena aku nggak ada modal untuk belanja," terang Riezka.

4) Mematok Harga yang Pas Dengan Kantong Pelanggan

Soku Kitchen, Solo, dengan segmentasi pelanggan 60% mahasiswa mematok harga yang sangat murah dengan pelayanan maksimal.

"Harga paket kita Rp 20.000 untuk sahur. Sudah dapat nasi, lauk, sayur, kerupuk/gorengan, sambal, buah , dan minum. Itu sudah termasuk ongkos kirim," ungkap pemilik Soku Kitchen, Soekma Agus Sulistyo kepada detikFinance, Minggu (27/5/2019).

Dengan harga tersebut, pelanggan Soku Kitchen dapat menikmati santapannya tanpa harus keluar kos-kosannya. Oleh karena itu, pesanan katering sahurnya bisa meningkat 100%.

5) Memberi Kepercayaan Kepada Pelanggan

Soku Kitchen menawarkan sistem pembayaran di belakang. Soekma sebagai pemilik Soku Kitchen sendiri, percaya dengan sistem ini pelanggannya semakin banyak. Ia pun menaruh kepercayaan penuh kepada pelanggannya yang telah menikmati hidangan sahurnya namun pembayarannya belakangan.

"Nggak ada (kerugian). Kita saling memberi kepercayaan kepada klien. Begitu pun mereka sebaliknya. Jadi selama ini mereka semua bayar sih," pungkas Soekma.

Perencana keuangan Finansia Consulting Eko Endarto mengatakan setidaknya ada dua hal yang paling mendasari kemunculan bisnis katering sahur ini. Pertama Eko menyebutkan adanya permintaan yang membentuknya menjadi pasar.

"Pertama pasti karena kebutuhan, karena waktu makan orang sudah berbeda sekarang ya. kalau dulunya (bukan bulan puasa) pagi jam 4 nggak ada yang mau makan sekarang ada banyak," ungkap Eko kepada detikFinance, Minggu (26/5/2019).

Selain memang pasarnya yang besar, kata Eko sarana yang memadai menjadi alasan lainnya bisnis ini meraih eksistensi. Salah satunya kemajuan teknologi. Terakhir, bisnis sahur mempermudah pelanggan supaya tak repot-repot masak atau keluar di dini hari untuk mencari makanan sahur.

"Cuma kalau katering ini kan jelas kelebihannya dia nggak harus keluar rumah dan keluarkan effort (usaha) lebih, belom kalau bingung milihnya kan, belum ngantuknya juga lho," kata Eko.

Hide Ads