Sejak awal pembangunan tol Cipali, LMS sendiri merupakan perusahaan patungan dengan kepemilikan perusahaan Malaysia, Plus Expressways Berhard sebanyak 55%, dan PT Baskhara Utama Sedaya (BUS) sebanyak 45%.
Sedangkan, BUS merupakan konsorsium yang terdiri dari PT Bukaka Teknik Utama dan PT Baskhara Lokabuana, dan PT Interra Indo Resources yang merupakan anak usaha PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG) yang dimiliki Sandi.
Namun, pada 18 Januari 2017 Saratoga menjual saham BUS (45%) ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Bursa Efek Indonesia (BEI). Kemudian, saham tersebut dibeli oleh PT Astra Infrastruktur.
Sehingga, kini LMS merupakan kepemilikan Plus Expressways Berhard 55% dan PT Astra Infrastruktur sebanyak 45%.
(dna/dna)