Misi Pemerintah di Balik Berutang Tutup Defisit

Misi Pemerintah di Balik Berutang Tutup Defisit

Hendra Kusuma - detikFinance
Rabu, 19 Jun 2019 10:57 WIB
Direktur Surat Utang Negara Loto Srinaita Ginting/Foto: Grandyos Zafna
Jakarta - Pemerintah pada tahun 2020 tetap mendesain Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) defisit. Dalam RAPBN 2020, anggaran belanja lebih besar daripada pendapatan negara.

Dengan begitu, pemerintah tetap menerbitkan utang demi menambal angka defisit tersebut. Namun demikian, Direktur Surat Utang Negara Loto Srinaita Ginting mengatakan ada misi tertentu di balik keputusan desain APBN yang masih defisit, yaitu mengembangkan pasar keuangan dalam negeri.

"Alasan lainnya adalah utang sebagai alat untuk pengembangan pasar keuangan," kata Loto saat dihubungi detikFinance, Jakarta, Rabu (19/6/2019).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Pemerintah pada tahun 2020, masih tetap menambal defisit anggaran melalui sumber pembiayaan utang dengan menerbitkan Surat Berharga Negara (SBN).

Bahkan, sumber pembiayaan itu akan lebih difokuskan di dalam negeri. Hal ini sejalan dengan upaya memperluas basis investor obligasi dalam negeri dan pendalaman pasar obligasi pemerintah, serta untuk meminimalkan volatilitas global dan menjaga stabilitas.


Adapun, alasan lain pemerintah tetap mendesain APBN defisit untuk menjaga pertumbuhan dan menghindari timbulnya beban pembangunan lebih besar lagi di masa depan (opportunity loss).

"Dengan menggunakan pembiayaan utang sebagai alat, pemerintah memiliki kemampuan lebih dalam memenuhi kebutuhan belanja di sektor prioritas, yaitu pendidikan, kesehatan, infrastruktur, dan perlindungan sosial, termasuk melalui transfer ke daerah yang mendukung kuatnya fundamental ekonomi dan kesejahteraan yang berkelanjutan," ungkap dia.


Simak Juga "APBN Defisit, Jokowi Minta Menteri Pangkas Belanja Barang":

[Gambas:Video 20detik]

Misi Pemerintah di Balik Berutang Tutup Defisit
(hek/ara)

Hide Ads