Celah Perang Dagang Buat Produsen Calvin Klein Asal Semarang

Celah Perang Dagang Buat Produsen Calvin Klein Asal Semarang

Danang Sugianto - detikFinance
Rabu, 26 Jun 2019 11:50 WIB
Foto: Presiden Komisaris Golden Flower Po Sun Kok / Danang Sugianto
Jakarta - Perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China memberikan dampak negatif bagi perekonomian dunia. Namun hal itu justru dianggap peluang bagi PT Golden Flower Tbk (POLU).

Perusahaan garmen asal Semarang ini merupakan pemasok untuk brand ternama dunia seperti Calvin Klein, Ann Taylor, J. Kru, Tommy Hilfiger, Ralp Lauren, DKNY dan merek lainnya. Semua produknya di ekspor.

Porsi ekspor Golden Flower ini sekitar 85% ke Amerika Serikat dan 15% terbagi ke Eropa, Kanada, Australia, Afrika Selatan, Jepang, dan pasar Asia lainnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Komisaris Utama Golden Flower Po Sun Ko menilai, perang dagang yang kembali memanas antara AS dan China justru memberikan peluang bagi perusahaan untuk meningkatkan ekspornya ke AS.

"Dengan trade war Amerika dan China banyak produksi China yang tidak bisa masuk ke Amerika, harus lewat Indonesia," ujarnya di Gedung BEI, Jakarta, Rabu (26/6/2019).

Tak hanya itu, pihak AS saat ini juga telah mengenakan tarif bea masuk produk Vietnam. Besarannya sama dengan tarif untuk produk Indonesia.

"Yang menggembirakan tarif masuk ke Amerika juga dinaikkan jadi Vietnam juga bukan negara paling murah sehingga tarifnya juga disamakan," tambah Po.



Untuk menunjang ekspor ke AS tersebut, perusahaan akan meningkatkan kapasitas produksi menjadi 450 ribu pc per bulan. Angka itu naik 20% dari kapasitas produksi saat ini.

Caranya dengan penambahan mesin produksi. Selain itu Golden Flower juga akan memutakhirkan teknologi produksinya, sehingga kualitas produknya meningkat.

Perusahaan sendiri hari ini baru melantai di pasar modal dengan melepas 150.000.000 lembar saham baru atau setara dengan 20% dari modal yang ditempatkan dan disetor penuh. Jika dihitung dari harga penawaran Rp 288 Golden Flower mendapatkan dana segar Rp 43,2 miliar.

Seluruh dana hasil IPO itu akan digunakan untuk modal kerja. Termasuk di antaranya mengembangkan pabrik garmen perusahaan.

(das/eds)

Hide Ads