Tarif Pelabuhan Marunda KCN Dinilai Terjangkau Pengusaha

Tarif Pelabuhan Marunda KCN Dinilai Terjangkau Pengusaha

Uji Sukma Medianti - detikFinance
Selasa, 09 Jul 2019 22:02 WIB
Proyek Pelabuhan KCN Marunda/Foto: Muhammad Idris/Detikcom
Jakarta - Pelabuhan Marunda KCN digadang-gadang bisa menopang aktivitas Pelabuhan Tanjung Priok. Namun, keduanya memiliki karakteristik dan pasar yang berbeda. Jika Priok fokus sebagai pelabuhan hub Asia Tenggara, Marunda KCN bermain di segmen pelabuhan curah.

Selain bisa memberi pilihan bagi para pengguna jasa, adanya Pelabuhan Marunda KCN juga menciptakan daya saing antar pelabuhan baik dari sisi tarif maupun fasilitas dan pelayanan. Berapa sih tarifnya?

Direktur Pemasaran PT Karya Citra Nusantara (KCN) Amir Prasetyo mengatakan Pelabuhan Marunda KCN mematok tarif Rp 14.400 per ton/m3 sampai dengan Rp 18.000 per ton/m3 untuk biaya sandar per hari. Selain itu, KCN juga melayani konsumen retail yang datangnya hanya beberapa kali saja.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Tarifnya berkisar antara Rp 14.400 per ton/m3 sampai dengan Rp 18.000 per ton/m3 itu sudah dikonversikan, biaya sandar per hari," kata Amir saat ditemui beberapa waktu lalu.


Dijelaskan Amir, tarif itu cukup kompetitif jika diukur dengan fasilitas stockpile dan area parkir yang ada di Pelabuhan Marunda KCN. Menurutnya, tongkang dengan ukuran 7000 ton bisa menghabiskan 4 hari untuk bersandar, kalau di Pelabuhan Marunda KCN hanya butuh waktu satu sampai dua hari paling lama. Hal ini akan membuat pengguna jasa jadi lebih efisien.

"Ini belum cerita kalau macet apalagi bertumpuk. (Kalau kelamaan) Ini yang menyebabkan kita sebagai konsumen, nih batu bara kan energi, pabrik roti pakai batu bara. Kalau ongkos logistiknya naik ya pasti inflasi naik," jelasnya.

Untuk itu lah, Pelabuhan Marunda KCN memiliki peran untuk memangkas ongkos logistik tersebut. Selain itu, dalam hal muatan, barang yang hendak dimuat seperti tiang pancang, besi beton dan precast juga dapat ditaruh terlebih dahulu di lapangan penumpukan sambil menunggu kedatangan tongkang.

"Ini juga jadi pertimbangan yang mempengaruhi biaya logistik karena sering terjadi tongkang menunggu barang dan biaya angkut ulang apabila stockpile terletak jauh dari dermaga," tutur Amir.




(idr/hns)

Hide Ads