Jakarta -
Berita terpopuler detikFinance sepajang Kamis (25/7/2019) adalah tentang kerja sama proyek Rp 136 triliun antara Indonesia dan Uni Emirat Arab. Proyek ini disepakati saat di sela-sela pertemuan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Putra Mahkota Abu Dhabi, Pangeran Sheikh Mohamed Bin Zayed Al Nahyan, di Istana Bogor Rabu (24/7/2019).
Berita terpopuler lainnya adalah tentang terkuaknya penyebab kereta Bandara Soekarno Hatta sepi. Mau tahu informasi selengkapnya? Baca 5 berita detikFinance berikut ini:
Presiden Joko Widodo (Jokowi) kemarin bertemu dengan Putra Mahkota Abu Dhabi Sheikh Mohamed Bin Zayed Al Nahyan di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat. Ada 12 kerja sama yang diteken. Sebanyak sembilan kerja sama dilakukan antar pemerintah, dan tiga kerja sama dilakukan secara business-to-business (b-to-b).
Informasi selengkapnya disajaikan dalam infografis berikut ini: Ini Proyek Rp 136 T yang Diteken Jokowi dan Pangeran Abu Dhabi
Terkuak! Musabab KA Bandara Soetta Sepi
Operator KA Bandara Soekarno-Hatta (Soetta) PT Railink baru-baru ini memberlakukan promo diskon tarif hingga 57%. Promo yang sudah berlangsung sejak 1 Juli 2019 tersebut ternyata memberi dampak signifikan terhadap okupansi KA Bandara.
Plt Direktur Utama PT Railink Mukti Jauhari mengatakan dalam tiga pekan terakhir terdapat peningkatan volume penumpang yang cukup signifikan. Peningkatan volume penumpang mencapai 20% dibandingkan periode sebelum masa promo.
"Awal Juli kemarin, kita memberikan promo tiket KA Bandara Soetta Jakarta hingga 57% dan mendapatkan respons yang positif dari masyarakat," katanya kepada CNBC Indonesia, seperti dikutip Kamis (25/7/2019).
Dia mencatat, tiga minggu sebelum promo diterapkan, rata-rata penumpang harian hanya 3000- 3.500 orang/hari. Hal ini menunjukkan penurunan tarif yang lebih dari setengah harga disambut baik oleh masyarakat.
"3 minggu setelah promo rata-rata penumpang 4.000-4.400/hari, atau kenaikan kurang lebih 20%," katanya.
Namun demikian, dia masih enggan menegaskan apakah harga promo ini kemudian akan ditetapkan sebagai tarif definitif. Yang jelas, saat ini masa promo masih berlangsung.
"Untuk saat ini, promo akan kami perpanjang sampai dengan 31 Agustus. Nanti kita lihat dulu ke depannya ya," ungkapnya.
Produsen tekstil Indonesia PT Delta Merlin Dunia Textile (DMDT) yang tergabung dalam Grup Duniatex dikabarkan berpotensi gagal bayar utang obligasi.
Kabar tersebut bermula dari rilis lembaga pemeringkat global, Standard & Poors (S&P;) yang memangkas habis peringkat utang jangka panjang DMDT. Di dalamnya termasuk surat utang unsecured notes yang diterbitkan perusahaan dari BB- menjadi CCC-, atau diturunkan enam notch. Fitch Rating juga telah lebih dulu menurunkan peringkat DMDT dari BB- ke B-.
Peringkat 'CCC' diberikan ketika penerbit obligasi rentan terhadap resiko wanprestasi, dan besar kemungkinan kesulitan untuk memenuhi pembayaran komitmen keuangan atau membayar biaya kupon obligasi.
Sebagai informasi, DMDT merupakan perusahaan di bawah naungan Grup Duniatex milik Keluarga Sumitro.
Lantas bagaimana fakta selengkapnya? Baca di berita ini: Ancaman Gagal Bayar Duniatex Hantui Perbankan
Fakta di Balik Korban Fintech Rela 'Digilir' Demi Bayar Utang
Yuliana Indriati, seorang pegawai swasta di Solo menjadi korban lembaga pinjam online alias fintech ilegal. Dari gambar yang beredar di media sosial, ada foto Indri yang ditambahkan tulisan siap melakukan apa saja untuk melunasi utang di aplikasi pinjol INCASH.
detikFinance mencoba menghubungi Indri yang dengan kontak yang tertera di gambar tersebut. Ia menjawab telepon dari detikFinance dan menceritakan kejadiannya.
Indri mengungkapkan, saat itu ia membutuhkan uang untuk biaya sekolah anaknya. Ia meminjam ke beberapa aplikasi utang online.
"Sebelumnya saya pernah pinjam di satu aplikasi, pinjam Rp 1 juta dan saya hanya terima Rp 650.000 dipotong untuk biaya administrasi dan lain-lain," kata Indri saat dihubungi detikFinance, Rabu (24/7/2019).
Singkat cerita, karena telat membayar, Indri lantas mendapat teror dari salah satu fintech yang dipinjamnya, yakni INCASH. Debt collector dari fintech tersebut mengancam Indri akan menyebarkan seluruh fotonya dan mempermalukannya.
Menurut Indri, pinjaman di INCASH belum ada satu bulan. Namun dia sudah mendapatkan ancaman yang tidak menyenangkan.
"Hari pertama mereka ancam-ancam, lalu sampai mereka menyebar foto saya yang ada tulisannya jual dirilah, rela digilir lah, saya jadi nggak tenang," jelasnya.
Indri mengatakan saat ini dirinya sudah melapor ke Lembaga Bantuan Hukum (LBH) di Solo. Kemudian pihak LBH akan melaporkan ke pihak kepolisian.
Presiden Joko Widodo bertemu dengan delegasi Hyundai Motor Group di Istana Merdeka. Pertemuan itu membahas rencana investasi Hyundai Motors di Indonesia. Berikut ini foto-foto pertemuan tersebut: Jokowi Duduk Bareng Bos Hyundai Bahas Mobil Terbang
Halaman Selanjutnya
Halaman