Badan Pusat Statistik (BPS) merilis pertumbuhan ekonomi kuartal II-2019 yang sebesar 5,05% atau melambat dibanding kuartal II-2018 yang sebesar 5,27%.
Beberapa kontributor perekonomian Indonesia tercatat loyo, Bambang menyebut seperti manufaktur yang tumbuh di bawah 4%. Sedangkan sisi investasi mampu tumbuh di level 9%.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Darmin Panggil Mendag Minta Ekspor Digenjot |
Menurut Bambang, pemberian tunjangan hari raya (THR) dan gaji ke-13 kepada pegawai negeri sipil (PNS) memberikan pertumbuhan pada tingkat konsumsi rumah tangga di kuartal II-2019.
"Konsumsi sudah jalan, investasi masih ketinggalan, ditambah ekspor yang sangat sulit karena kondisi trade war," jelas dia.
Oleh karena itu di semester II-2019, kata Bambang, pemerintah harus mendorong kinerja investasi. Apalagi, kegiatan Pemilu Pilpres sudah selesai.
Dia pun berharap pertumbuhan ekonomi hingga akhir 2019 akan berada di level 5,1%. Dia pun menganggap untuk mencapai level 5,2% atau sesuai target akan terasa berat.
"Ya nggak ada cara lain kecuali investasi. Ini harus benar-benar harus didorong. Mudah-mudahan kemarin masih ada mood wait and see, mudah-mudahan triwulan 3-4 investasi sudah lebih baguslah," ungkap dia.
(hek/dna)