Warga Miskin Jakarta Sulit Dapat Air Bersih, Kurban Tekan Inflasi?

Warga Miskin Jakarta Sulit Dapat Air Bersih, Kurban Tekan Inflasi?

Dana Aditiasari - detikFinance
Minggu, 11 Agu 2019 20:26 WIB
Warga Miskin Jakarta Sulit Dapat Air Bersih, Kurban Tekan Inflasi?
Jakarta - Perusahaan Daerah (PD) PAM Jaya buka-bukaan penyebab sebagian warga DKI Jakarta belum terakses air bersih. Bahkan, untuk mendapatkan air bersih harus rela mengeluarkan uang hingga ratusan ribu setiap bulannya.

Selain itu, jadwal pendaftaran beli rumah DP Rp 0 yang digagas Anies Baswedan, Gubernur DKI Jakarta juga masuk dalam jajaran paling populer hari ini.

Berikut selengkapnya hanya di detikFinance:
Perusahaan Daerah (PD) PAM Jaya buka-bukaan penyebab sebagian warga DKI Jakarta belum terakses air bersih. Bahkan, untuk mendapatkan air bersih harus rela mengeluarkan uang hingga ratusan ribu setiap bulannya.

Manajer Humas PAM Jaya Linda Nurhandayani mengatakan banyak penyebab yang membuat sebagian warga DKI sulit mendapatkan air bersih.

"Beberapa penyebab masyarakat belum tersambung air perpipaan, belum adanya jaringan perpipaan di wilayah tempat tinggal," kata Linda kepada detikFinance, Jakarta, Kamis (8/8/2019).

Penyebab lainnya adalah banyak masyarakat DKI yang lebih memilih menggunakan air tanah pun menjadi salah satu penyebabnya.

Selanjutnya, kata Linda, banyak warga DKI yang ternyata bertempat tinggal di lokasi yang ilegal. Sehingga, pihak PAM Jaya tidak bisa menyalurkan air bersih ke sana.

"Masyarakatnya berada di area illegal settlement. PAM Jaya tidak bisa masuk ke area illegal settlement," jelas dia.

Kepala Dinas (Kadis) SDA Provinsi Jakarta, Juaini mengatakan ada beberapa upaya yang dilakukan Pemprov DKI Jakarta ke depannya.

Pertama, akan memerintahkan PD PAM Jaya untuk membuat depo air bersih di wilayah yang kesulitan air bersih, khususnya di musim kemarau.

"Itu nanti kita kerja sama dengan PD PAM untuk menyalurkan air bersih. Kemarin sudah dirapatkan dengan Wali Kota Jakarta Utara dan Jakarta Barat di mana di daerah kekeringan itu yang akan disuplai," kata Juaini kepada detikFinance, Jakarta, Kamis (8/8/2019).

Juaini menargetkan, PD PAM Jaya harus bisa merealisasikan program jangka pendek ini di akhir bulan Agustus 2019. Saat ini, pihaknya sudah meminta data wilayah kekeringan air kepada Wali Kota Jakarta Pusat dan Jakarta Barat.

Nantinya, lanjut Juaini, warga yang kesulitan air bersih bisa mendapatkannya secara gratis. Sebab, PD PAM Jaya akan menyuplai melalui tanki setiap harinya.

Sedangkan jangka menengah panjang yang akan dilakukan oleh Pemprov DKI Jakarta adalah menerapkan teknologi penyulingan air di waduk. Namun, program tersebut baru bisa diimplementasikan pada tahun depan.

Perayaan Idul Adha dianggap mampu memberikan dampak terhadap laju inflasi sepanjang Agustus 2019. Dampak tersebut terhadap komponen volatile food atau harga bergejolak.

Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI), Destry Damayanti mengatakan dampak Idul Adha pada laju inflasi karena kebutuhan daging di pasar bisa terpenuhi.

"Kalau kita merefleksikan Indonesia keseluruhan seperti BI, artinya akan makin banyak orang berkurban, akan makin menambah suplai daging dan itu tentu suatu hal yang sangat berpengaruh pada komponen inflasi di sektor pangan," kata Destry di kantor Bank Indonesia, Jakarta, Minggu (11/8/2019).

Destry menilai, momen sakral Idul Adha juga bisa menurunkan harga daging di pasat. Sebab, pada momen tersebut banyak masyarakat yang kebutuhan akan daging terpenuhi.

"Mestinya dengan banyaknya kurban dan BI sendiri kurban di BI meningkat hampir 50 persen dari total tahun lalu. Artinya, daging yang didistribusikan ke market makin banyak, sehingga itu tentunya bisa mendorong penurunan harga daging juga, at least dari BI," ujarnya.

Pendaftaran rumah dengan uang muka atau DP Rp 0 di Pondok Kelapa, Jakarta Timur kembali dibuka. Pendaftaran gelombang kedua untuk rumah dengan nama Samawa dibatasi sampai 13 Agustus 2019.

Demikian disampaikan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan melalui akun Instgramnya di @aniesbaswedan.

"Batas waktunya hanya sampai 13 Agustus 2019," katanya seperti dikutip detikFinance, Minggu (11/8/2019).

Jelang Hari Raya Idul Adha, harga cabai di pasar meroket drastis, salah satunya di Pasar Sumber Arta Jatibening, Bekasi, harga cabai rawit merah bahkan menyentuh Rp 100 ribu/kilogram (kg).

Salah satu pedagang sayur, Robi, mengatakan bahwa harga cabai memang sedang naik turun. Namun sebulan ini menurut Robi cabai perlahan naik harganya, puncaknya seminggu ini yang menyentuh harga Rp 100 ribu/kg.

"Kalau yang naik banget cabai sih, emang kalau dia mah (cabai) kadang naik tinggi terus turun. Cuma sebulanan ini lagi naik, ini paling parah cabai rawit merah biasa jual mahalnya Rp 65 ribu (per-kg) sekarang saya jual Rp 95 ribu-100 ribu," kata Robi saat ditemui detikFinance di kiosnya, Sabtu (10/8/2019).

Hide Ads