Menurut Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto, angka ekspor tersebut jika dibandingkan dengan Juni 2019 ada peningkatan 31,02%.
"Di sana migasnya alami peningkatan 115,19%, non migas nasik 25,33%. Kenaikan karena Juni merupakan Ramadan dan kita memiliki libur cuti bersama sehingga sepertiga kali kerja di Juni hilang, dan sekarang situasinya normal makanya signifikan," ujarnya di kantornya, Kamis (15/8/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Pelemahan Yuan Tak Ganggu Ekspor RI |
Ia mengatakan penyebab kenaikan ekspor secara bulanan itu dari sektor migas naik tinggi 115,19%. Kalau ditelusuri ke dalam terjadi karena kenaikan ekspor minyak mentah, kemudian ada kenaikan nilai hasil minyak terutama gas.
"Jadi kenaikan migas itu nilai hasil minyak 148,72%, gas 132,3%. Kalau year on year migasnya naik 13,35%," ucapnya.
"Untuk pertanian MtM dan YoY tumbuh menggembirakan, MtM tumbuh 50,16%, komoditas yang tumbuh di antara aromatik dan rempah, kopi, sarang burun, rumput laut. Kalau Yoy tumbuh 4,51% karena kenaikan ekspor biji kakao, cengkeh, sarang burung," tambahnya.
Baca juga: Sri Mulyani Pantau Potensi Perang Mata Uang |
(ang/dna)