Air Minum di Botol Plastik yang Bikin Susi-Sri Mulyani Berang

Air Minum di Botol Plastik yang Bikin Susi-Sri Mulyani Berang

Herdi Alif Al Hikam - detikFinance
Senin, 19 Agu 2019 07:37 WIB
1.

Air Minum di Botol Plastik yang Bikin Susi-Sri Mulyani Berang

Air Minum di Botol Plastik yang Bikin Susi-Sri Mulyani Berang
Foto: Rengga Sancaya
Jakarta - Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti marah-marah ketika disediakan minum dengan botol air kemasan plastik sekali pakai.

Hal itu terjadi saat dirinya menghadiri diskusi di acara Gerakan 1000 Startup di Istora Senayan, Jakarta.

Susi sendiri memang salah satu menteri yang memiliki perhatian soal penggunaan plastik dan imbas pemakaiannya di lingkungan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bagaimana cerita lengkapnya? Simak rangkuman informasinya berikut:
Awalnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati yang juga hadir dalam diskusi kaget ketika bicara dan ingin minum, namun minuman disediakan dengan botol air kemasan plastik.

"Ini botol plastik aku kurang suka," keluh Sri Mulyani, Minggu (18/8/2019).

Mendengar keluhan itu, Susi langsung berteriak dan menyampaikan kepada para peserta diskusi yang umumnya pegiat ekonomi digital agar tidak menggunakan plastik sekali pakai.

"Hindari pemakaian plastik sekali pakai!" kata Susi dengan nada tinggi.

"Sampah di laut nomor 2 terbesar di dunia itu Indonesia, umumnya plastik. Bulan lalu saya demo di depan Istana, sekarang saya demo di depan anak-anak muda," lanjutnya.

Susi menekankan kembali agar tidak ada lagi penggunaan kemasan plastik sekali pakai.

"Setop pemakaian plastik sekali pakai!" lanjutnya.

Susi juga pernah menolak mentah-mentah untuk menggunakan sendok plastik ketika memasak bersama Chef Marinka dan Chandra dalam acara Seafood Lover Milenial di Plaza Timur Gelora Bung Karno (GBK) akhir tahun lalu.

Susi yang saat itu memasak ikan kakap pindang gunung beberapa kali ditawarkan sendok plastik oleh panitia sempat menolak dua kali.

"Nggak saya nggak pakai sendok plastik, ini plastik sekali pakai," kata dia di atas panggung, Minggu (25/11/2018).

Sebagai peringatan hari ikan nasional, Susi memasak ikan dan mengkampanyekan dilarang menggunakan plastik sekali pakai. Susi menjelaskan, penggunaan plastik sekali pakai harus dikurangi. Pasalnya Indonesia menjadi negara kedua penyumbang sampah plastik terbanyak ke laut setelah China.

"Saya nggak bakal pakai plastik sekali pakai, Indonesia menjadi penyumbang sampah kedua sampah ke laut, jangan buang sampak ke laut. Emang kita mau makan sampah? jadi beli tas kain stop pemakaian kresek dan sedotan," kata dia.

Susi juga menceritakan soal kasus yang baru baru ini terjadi, yaitu paus sperma yang ditemukan mati di laut Wakatobi dengan perut penuh sampah di dalamnya. Susi mengingatkan jangan sampai kasus tersebut terjadi kembali, caranya yaitu dengan bersama sama tidak membuang sampah sembarangan apalagi ke laut.

"Waktu kemarin ada kasus paus mati di laut Wakatobi. Di dalamnya ada rafia, ada tas plastik ada kasihan makhluk ini mati karena kecerobohan dan keteledoran kita dari sini kita harus mengurangi sampah plastik," jelas dia.

Bukan cuma Susi, Presiden Joko Widodo (Jokowi) geram lantaran Indonesia menjadi negara nomor urut 2 terkait sumbangsih sampah plastik di dunia, karena masifnya pemakaian plastik.

"Rapat terbatas mengenai sampah ini sudah kita lakukan seingat saya sudah enam kali sejak saya jadi wali kota. Saya ngomong apa adanya," kata Jokowi di Kantor Presiden, Jakarta, Selasa (16/7/2019).

Jokowi mengaku, tujuan rapat terbatas (ratas) mengenai perkembangan pembangunan pembangkit listrik tenaga sampah (PLTSa) untuk mengurangi sampah yang ada di Indonesia.

"Ini bukan urusan listriknya. Yang mau kita selesaikan ini urusan sampahnya. Listrik itu adalah ikutannya," ujar dia.

Hanya saja, Jokowi perlu mendapat laporan dari masing-masing kepala daerah yang diundang dalam ratas siang ini.

"Urusan sampah ini juga sudah ingin kita selesaikan, ingin kita kerjakan. Jadi gubernur juga sama, tapi sampai sekarang, sampai hari ini saya belum mendengar ada progres," ujar dia.

Oleh karena itu, dalam ratas ini Jokowi menginginkan laporan dari masing-masing pejabat negara baik pusat maupun daerah mengenai progres penanganan sampah.

Adapun, perkembangan pembangunan PLTSa hanya sebagai salah satu upaya pemerintah meminimalisir dampak dari sampah plastik.

"Saya ingin betul-betul ada sebuah solusi sore hari ini. Problemnya ada di mana langsung dan waktu saya berikan kepada wali kota, gubernur, bupati yang hadir. Langsung to the point aja masalahnya ini. Nggak usah cerita terlalu panjang," ungkap dia.

Hide Ads