Menurut Musyaffak, dulu serabut kelapa dianggap limbah atau hanya digunakan alat untuk mencuci piring selain busa. Namun, lanjutnya, sekarang serabut kelapa dapat dimanfaatkan untuk dibuat matras atau jok mobil dan kini diminati Tiongkok.
"Eksportasi serabut kelapa ini telah dilakukan sejak 2016 dan mengalami peningkatan dari tahun ke tahun," ungkapnya dalam keterangan tertulis, Kamis (5/9/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ini berarti terjadi kenaikan yang signifikan dari sisi jumlah dan nilai yaitu sebesar lebih dari 50%. Fenomena ini telah merubah pola pikir masyarakat bahwa serabut yang dulu dianggap limbah, kini malah mampu menyumbang devisa bagi negara," ujarnya
Selain mengekspor serabut kelapa, Karantina Pertanian juga melakukan eksportasi buah naga, manggis, kopi, dan tembakau ke berbagai negara. Kemudian dilakukan juga coffee morning dengan para pemangku kepentingan Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, pihak Bea Cukai Banyuwangi, mitra kerja, dan perbankan serta pelaku usaha.
Di acara ini, Musyaffak membeberkan strategi Kementan guna mendukung dan mempercepat ekspor komoditas pertanian di sentra-sentra produksi. Salah satu carannya yaitu meningkatkan volumen ekspor, menambah ekspor baru, membuka akses pasar negara baru. Kemudian, Kementan juga mendorong ekspor komoditas olahan dan menambah ragam komoditas.
"Seiring dengan kebijakan tersebut, Badan Karantina Pertanian meluncurkan progam Ayo Galakkan Ekspor Generasi Milenial Bangsa (Agrogemilang) pada tahun 2019, Membuka layanan inline inspection, dan meluncurkan aplikasi I MACE," bebernya.
Aplikasi I MACE (Indonesian Maps of Agricultural Commodities Exports) merupakan aplikasi yang berisi informasi kegiatan ekspor di Unit Pelaksana Teknis (UPT) Karantina Pertanian diseluruh Indonesia. Informasi dalam I MACE tersebut berupa list komoditas ekspor, grafik tren 3 tahun terakhir, list eksportir, dan asal komoditas serta negara tujuan.
(ega/ega)