Kabut Asap Bikin Kesal Warga Riau hingga Investor

Kabut Asap Bikin Kesal Warga Riau hingga Investor

Chaidir Anwar Tanjung , Vadhia Lidyana - detikFinance
Sabtu, 14 Sep 2019 10:47 WIB
Kabut Asap Bikin Kesal Warga Riau hingga Investor
Foto: Kabut asap di Pekanbaru makin pekat (Chaidir-detikcom)
Jakarta - Kabut asap mengepung Pulau Sumatera,salah satunya di Provinsi Riau. Kondisi tersebut mengganggu aktivitas hingga masyarakat dan pengusaha kesal.

Pasalnya, kabut asap menyebabkan berbagai pernyakit pernasan sehingga biaya hidup masyarakat lebih tinggi, menurunkan produktivitas, yang imbasnya juga ke dunia usaha. Simak berita lengkapnya di sini:

Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Hariyadi Sukamdani mengatakan, kabut asap ganggu produktivitas masyarakat di wilayah terdampak.

"Bikin repot kan mengganggu sekali, dia itu menurunkan produktivitas juga kan, sekolah diliburin, aktivitas diliburkan belum lagi masyarakat kena ISPA," katanya di Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman Jakarta, Jumat (13/9/2019).

Kemudian, Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Rosan Roeslani mengatakan, kabut asap ini berdampak cukup signifikan terhadap dunia usaha. Bahkan, ada beberapa pengusaha yang menghentikan operasionalnya untuk sementara. Paling parah, pengusaha di kawasan kepulan asap tersebut kehilangan 50% pendapatan dari usahanya.

"Ada juga yang sudah menutup sih tapi tidak banyak. Tapi ya mereka jadi menurun pendapatannya, menurun cukup signifikan. 50% pemasukannya," ungkap Rosan kepada detikcom, Jumat (13/9/2019)

Hal tersebut, kata Rosan disebabkan oleh menurunnya daya beli masyarakat. Pasalnya, kabut asap tersebut menyebabkan berbagai penyakit pernapasan yang membuat masyarakat lebih menghabiskan uangnya untuk berobat.

"Banyak yang mulai sakit pernapasan dan lain-lain, itu kan menjadi cost, menjadi biaya. Sehingga daya beli masyarakat jadi berkurang," jelas Rosan.

Kabut asap juga menyebabkan penurunan performa dari bisnis hotel. Ketua umum Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia Hariyadi Sukamdani mengungkapkan, bisnis hotel pun terimbas dalam dua minggu belakangan ini. Menurutnya, okupansi hotel jadi menurun drastis.

"Kalau hotel itu memang terpengaruh dari tamu yang datang. Karena mereka kan tahu nih ada kebakaran hutan, tamu juga turun, okupansi turun. Nah ini yang mengganggu kita jugalah. Siklus ini terjadi dua minggu terakhir," kata Hariyadi ketika dihubungi detikcom, Jumat (13/9/2019).

Namun, Hariyadi belum bisa menyebutkan angka penurunan okupansi dari hotel-hotel di kawasan yang terdampak kepulan asap tersebut.

"Saya belum bisa menghitung. Karena itu dari bisnis opportunity," tutur Hariyadi yang juga menjabat sebagai Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI).

Kondisi kabut asap di Riau membuat biaya hidup semakin meningkat. Warga harus mengeluarkan dana ekstra dari biasanya.

"Biaya hidup kita selama kabut asap ini semakin bertambah banyak. Pengeluaran tidak jelas semakin bertambah. Sedangkan pendapatan suami kita masih tetap biasa saja," cerita Elis Masyitoh warga Jl Purwodadi, Kecamatan Tampan, Pekanbaru.

Elis merinci sejumlah biaya tak terduga selama asap. Biaya yang pasti keluar adalah bidang kesehatan. Dia harus dirujuk ke rumah sakit karena radang tenggorokan. Selanjutnya disusul dua putranya yang juga mengalami hal yang sama.

"Karena asap saya sempat mendapat perawatan di rumah sakit. Bukan sedikit biaya. Saya dinfus, dikasi obat karena tenggorokan meradang yang membuat demam. Biaya yang harus saya keluarkan Rp 1 juta," kata Elis.

Erni Wati, warga Jl Adi Sucipto. Menurutnya, selama dilanda kabut asap dia harus mengeluarkan dana yang lebih dari biasanya.

"Tagihan lisrik saya di Agustus ini naik Rp 500 ribu dibanding bulan sebelumnya. Ini karena kami harus menggunakan AC rumah lebih lama selama asap ini. Bisa jadi pemakaian di selama September nanti akan meningkat lagi," kata Erni.

Pengakuan Elsa Susanti, warga Jl Subrantas, Kecamatan Tampan, dia juga harus mengeluarkan dana berlebih. Misalkan saja, dia mengaku harus rajin membeli beberapa suplemen untuk meningkatkan daya tahan tubuh buat keluarganya.

"Ya selama kabut asap ini, biaya kita pasti bertambah. Saya harus rajin membelikan suplemen buat keluarga, agar kondisi badan tetap fit. Ini jaga-jaga biar tidak sakit," kata Elsa.

Hide Ads