Sri Mulyani bilang, kondisi ekonomi dunia saat ini diselimuti ketidakpastian yang berasal dari berbagai hal, mulai dari kebijakan moneter yang diterapkan oleh negara maju seperti Amerika Serikat (AS), risiko perang dagang antara AS dengan China, ketidakpastian dari Eropa seperti Brexit, hingga yang paling anyar adalah serangan terhadap migas di Arab Saudi.
"Pada intinya kondisi ekonomi global masih dilingkupi ketidakpastian," kata Sri Mulyani di JW Marriot Hotel, Jakarta, Rabu (18/9/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ketidakpastian itu, kata Sri Mulyani berdampak pada pertumbuhan ekonomi dunia yang seharusnya diperkirakan tumbuh mendekati 4%, kini diproyeksi hanya akan tumbuh di level 3,4% di tahun 2019-2020. Dengan penurunan pertumbuhan ekonomi, membuat perdagangan dunia turun ke level 2,5%.
"Ini berarti lebih rendah sepanjang sejarah perdagangan dunia terutama pasca global krisis tahun 2008-2009," jelas dia.
Dengan fenomena tersebut, Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini meminta kepada para anggota DPD terpilih periode 2019-2024 untuk bisa memahami dan menangkap situasi perekonomian dunia yang akan berdampak pada Indonesia.
Sri Mulyani bilang, Pemerintah tetap optimistis dalam mengelola ekonomi meskipun dibayangi oleh ketidakpastian global.
"Pada saat yang sama harus terus menerus memperkuat pondasi ekonomi Indonesia agar Indonesia bisa terus menjaga momentum pertumbuhan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara berkeadilan di dalam rangka untuk mencapai tujuan sesuai konstitusi," ungkap dia.
(hek/ara)