"Karena di Indonesia itu angkutan umumnya buruk ya sehingga orang sementara masih murah naik ojek online. Dianggap murah ya, itu dia," kata Pengamat Transportasi dari Unika Semarang Djoko Setijowarno saat dihubungi detikcom, Kamis (19/9/2019).
Hal serupa diungkapkan oleh Pengamat Kebijakan Publik Agus Pambagio. Dia menilai jika kondisi transportasi umum di Indonesia sudah baik, ojol tidak akan marak.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Iya, transportasi yang baik itu adalah terkoneksi. Transportasi kita belum (terkoneksi), terkoneksinya parsial. Kalau (permasalahan) itu selesai, nggak ada lagi ojol-ojol itu," jelasnya.
Sementara itu, Ekonom Institute for Development of Economics and Finance ( INDEF) Bhima Yudhistira mengatakan, luasnya pasar di Indonesia menjadi salah satu peluang yang menguntungkan sehingga ojol bermunculan.
"Pasar di Indonesia sebenarnya masih luas. Dengan 140 juta pengguna internet aktif dan populasi di usia produktif pasar ojol masih bisa berkembang," tambahnya.
(toy/zlf)