Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan defisit yang melebar ini disebabkan oleh pertumbuhan penerimaan yang lebih kecil dibandingkan belanja. Penerimaan yang lebih rendah dari proyeksi didorong oleh pelemahan ekonomi global yang masih terus berlangsung.
Sri Mulyani bilang pemerintah tak akan menahan belanja negara meski penerimaan masih seret. Alhasil, defisit anggaran juga diproyeksi melebar hingga akhir tahun.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun pihaknya enggan merinci hingga berapa pelebaran tersebut. Adapun outlook defisit anggaran tahun ini mencapai 1,93% dari Produk Domestik Bruto (PDB).
Adapun penerimaan pajak hingga akhir Agustus 2019 tercatat baru Rp 801,16 triliun atau baru 50,78% dari target Rp 1.577,56 dalam APBN 2019. Masih ada kekurangan pajak sekitar Rp 776 triliun untuk mencapai target.
Realisasi penerimaan pajak tersebut hanya tumbuh 0,21% jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Pertumbuhan ini melambat jika dibandingkan periode akhir Agustus 2018 yang mencapai 16,52%.
Pelemahan ekonomi global menjadi faktor yang mendominasi rendahnya penerimaan. Pemerintah mewaspadai kondisi tersebut.
"Ini yang harus kita waspadai, karena pelemahan ini dari sisi pajak, terutama dari pajak perusahaan, menandakan mereka mengalami kondisi yang kurang baik," katanya.
(eds/dna)











































