Saat meresmikan SDGs Annual Conference 2019, JK menceritakan bahwa nelayan Somalia yang sangat terkenal sebagai bajak laut karena sumber daya lautnya dikuras oleh para pencuri ikan.
"Kalau kita sebut Somalia apa pikiran anda semua? Bajak laut, kenapa terjadi bajak laut Somalia?" kata JK di Hotel Fairmont, Jakarta, Selasa (8/10/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Begitu baik datang nelayan dengan kapal yang lebih canggih dari nelayan Somalia, nelayan Somalia marah bukan mencari ikan tapi orang, mencari kapal luar biasa, maka pendapatannya berlipat bukan dari ikan tapi dari kapal, dan Indonesia menjadi korban nelayan Somalia," jelas JK.
Melalui program SDGs, JK meminta kepada seluruh negara yang berkomitmen menjalankan 17 tujuan pembangunan berkelanjutan ini pun sama-sama merealisasikannya dengan salah satunya menjaga sumber daya laut agar tetap seimbang.
"Karena begitu datang nelayan asing maka terjadi kurangnya sumber daya ikan, itu contoh kemarahan nelayan akibat illegal fishing, mudah-mudahan nelayan di Maluku, Natuna tidak marah seperti Somalia karena habis sumber daya ikannya," katanya.
JK melanjutkan, Indonesia sendiri beberapa tahun belakangan di bawah komando Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti berhasil melawan para pelaku illegal fishing.
Namun hal itu belum cukup jika tidak ada upaya bersama dari seluruh negara yang berkomitmen merealisasikan program SDGs. Beberapa upaya lain yang dilakukan adalah menjaga biota laut, tidak melakukan penangkapan ikan secara berlebihan, hingga meningkatkan kapasitas SDM pesisir.
"Bu Susi (Menteri Kelautan dan Perikanan) sudah berusaha itu walaupun dibutuhkan upaya lain meningkatkan ikan tapi jangan biarkan orang marah karena kita tidak menjaga laut kita," ungkap dia.
(hek/eds)