Adapun selain peralatan otonom untuk membersihkan lantai, di Bandara Internasional Soekarno-Hatta saat ini juga memiliki robot Dilo yang bertugas layaknya customer service. Dilo memiliki bentuk fisik mungil, berwarna putih, dengan dua tangan yang selalu merespons ketika diajak berinteraksi. Robot ini dapat membantu penumpang pesawat memberikan petunjuk atau informasi seputar bandara.
Lebih dari itu, Dilo juga memiliki fitur multimedia seperti musik, video, dokumen. Sehingga dapat juga menghibur traveler di terminal.
"Angkasa Pura II kini memang tengah mengarah untuk memanfaatkan sejumlah fasilitas otonom dalam meningkatkan pelayanan di bandara-bandara termasuk Soekarno-Hatta. Selain pembersih lantai dan Dilo, kami juga memiliki Digital Wayfinding yang dapat secara otomatis menunjukkan jalan di terminal kepada traveler," jelas Agus Haryadi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Agus Haryadi menambahkan operasional Skytrain yang merupakan kereta berbasis listrik di dalam kawasan Soekarno-Hatta, ke depannya juga akan tanpa kehadiran awak alias beroperasi secara otonom.
"Saat ini Skytrain yang menghubungkan Terminal 1, 2, 3 dan stasiun kereta bandara masih beroperasi dengan pengemudi. Ke depannya Skytrain ini akan berjalan sendiri atau otonom dalam melayani mobilitas penumpang di dalam kawasan Soekarno-Hatta."
Di samping berbagai peralatan otonom yang berwujud itu, Angkasa Pura II juga memiliki layanan asisten virtual TASYA (Travel Assistance System Angkasa Pura II). TASYA adalah layanan chatbot berbasis artificial intelligence yang dapat menjawab pertanyaan traveler terkait bandara-bandara di bawah Angkasa Pura II.
Angkasa Pura II merupakan operator bandara yang saat ini dikenal sebagai trendsetter pengembangan bandara berbasis teknologi.