Dalam kasus terparah, land subsidence bisa menyebabkan permukaan tanah ambles. Dalam kasus Jakarta penurunan permukaan tanah terjadi secara berkala yang saat ini mencapai 12 cm per tahun di Jakarta Utara.
Bukti dari penurunan permukaan tanah juga bisa dilihat dari beberapa hal yang kasat mata, seperti turun dan miringnya bangunan gedung di wilayah Jakarta Utara.
Ada beberapa penjelasan ilmiah yang menjadi penyebab turunnya permukaan tanah. Pertama berkurangnya air di dalam tanah akibat penggunaan yang berlebihan.
Sumur bor air tanah di Jakarta disebut sudah berlebihan. Penggunaan air tanah membuat kandungan air di pori-pori tanah berkurang. Sehingga permukaan tanah turun lantaran adanya rongga tersebut.
Kedua, adanya beban permukaan tanah yang berlebih akibat bangunan tinggi. Dengan begitu beban permukaan tanah semakin berat dan membebani lapisan di bawahnya.
Ketiga, konsolidasi natural, atau terjadinya pemantapan tanah yang bersifat natural. Misalnya ada bagian yang terbentuk dari endapan lengkungan pasir-pasir halus yang kemudian mengeras.
Dampak yang sudah jelas terlihat adalah wilayah di pesisir Jakarta Utara. Air laut sudah masuk dan mengurangi batas wilayah di Jakarta Utara.
Masuknya air laut ke wilayah Jakarta sudah menimbulkan intrusi atau masuknya air laut ke pori-pori batuan yang mencemarkan air tanah. Menurut catatan Badan Geologi intrusi air laut sudah mencapai wilayah Monas bagian utara.