Founder sekaligus Creative Director Rafheoo Footwear, Hendi Dermawan Putra mengatakan, beberapa merek lokal mulai bermuculan sekitar 4-5 tahun yang lalu. Namun, baru mulai menjamur di sekitar tahun 2017.
"Kalau saya lihat beberapa brand lokal memang established dari 4-5 tahun lalu. Cuma saya lihat memang sneakers lokal booming 2017 awal saya lihat," katanya kepada detikcom, Selasa (15/10/2019).
Adanya permintaan memicu lahirnya produsen sneakers lokal. Permintaan tersebut didorong oleh sejumlah hal. Menurut Hendi, hal itu tak terlepas dari media sosial di mana ada peran influencer yang turut memakai sepatu lokal. Kemudian, maraknya acara-acara yang khusus digelar terkait sneakers.
"Pemicu awal karena semakin berkembangnya sosial media kaya Instagram makin membawa pengaruh brand lokal. Beberapa selebgram, influencer juga membantu brand lokal berkembang kaya support nge-buzzerin, akhirnya makin tahu brand lokal banyak lho yang bagus, jadi banyak dah," jelasnya.
"Juga bermuculan banyak event-event di Jakarta. Sampai ke Pak Jokowi support lokal sampai datang-datang ke event sneakers, brand-brand lokal. Menurut saya effect domino saling support aja satu sama lain, dari influencer, publik figur, Presiden, sneakers lokal jadi kaya sekarang," ungkapnya.
Sementara, Chief Operational Officer Saint Barkley, Muhammad Helmi Imaduddin mengatakan, menjamurnya sneakers lokal mulai tampak sekitar tahun 2015. Kemunculan pemain lokal seiring dengan meningkatnya permintaan pasar.
"Mulai menjamur brand-brand baru bermuculan 2015 sepengetahuan saya. Kalau dibilang ramai nggak? Ramai banget sekarang," kata pria yang diakrab Ami ini.