Pameran tahunan yang mempertemukan produsen dengan investor global ini dimanfatkan juga pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) untuk mendapat pasar baru.
Beragam produk buatan Indonesia berlomba-lomba memikat para peserta ajang tahunan berskala internasional tersebut. Wajar saja, acara rutin Kementerian Perdagangan Republik Indonesia ini kerap didatangi pembeli dari kalangan importer dan distributor kelas kakap baik dari dalam maupun luar negeri.
Rini Kartika, Pemilik Kembang Tjelup asal Yogyakarta mengaku mendapat beberapa peminat dari luar negeri. Produk aksesoris dan fashion bertema lokal dan ramah lingkungan buatannya diklaim berhasil memikat pengunjung TEI baik dari dalam maupun luar negeri.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hal yang sama dirasakan Inin Silviana Nurul Hadi, Pemilik Kilisuci Batik mengaku telah mendapat calon pembeli potensial dari dalam dan luar negeri sepanjang perhelatan TEI 2019.
"Sudah ada yang beli buat sampel dari Kedutaan Besar Nigeria dan Zimbabwe. Saya tawarkan produk yang akan laku di Negara mereka kira-kira apa supaya barang yang dibeli dari sini harus laris, paling diminati bentuknya topi dan pashmina. Tapi ini kan masih sampel, kalau bisa kerjasama nilai transaksinya pasti lumayan besar," ungkap Inin.
"Kami sangat berterima kasih kepada Bank BRI karena telah mengajak kami ikut berpartisipasi di acara ini. Banyak manfaat yang bisa kami dapatkan selama mengikuti pameran ini selain pembeli potensial dari dalam dan luar negeri kami juga mendapat wawasan terkait bisnis secara lebih luas," ungkap Rini.
Inin dan Rini merupakan UMKM binaan Rumah Kreatif BUMN dan program Indonesia Mall dari Bank BRI. Indonesia Mall dibangun melalui kerja sama BRI dengan e-commerce untuk mendorong UMKM go-online yang berhasil membuka pasar UMKM binaan dari yang tadinya hanya terbatas di wilayahnya menjadi lebih luas ke seluruh Indonesia bahkan hingga ke pelosok.
Produk-produk unggulan dari UMKM mitra binaan BRI dapat langsung dibeli di e-commerce rekanan seperti Qoo10, Tokopedia, Shopee, Bukalapak, Blanja.com dan Blibli.com.
Bagi Inin, menjual produk ke luar Indonesia bukanlah hal baru. Produk Kilisuci Batik sendiri telah dipasarkan ke beberapa Negara lain seperti Australia, Afrika Selatan, Nigeria, China dan Negara
lain.
"Untuk ekspor tentu ada standar yang harus dipenuhi. Kita semua kan ingin naik kelas dari kelas UMKM lokal ke kelas dunia jadi peningkatan kualitas produk dan manajemen kita harus dilakukan, Indonesia Mall memberikan berbagai fasilitas supaya kita bisa naik kelas," tambahnya.
Indonesia Mall memang menyediakan berbagai macam aktivitas pelatihan, pengembangan dan pendampingan bagi UMKM binaannya secara gratis.
Program ini memulai aktivitasnya pada bulan Oktober tahun 2018 yang diisi dan pesertanya telah mencapai lebih dari 150 UMKM.
Akses permodalan pun disediakan Bank BRI kepada UMKM binaan dengan lebih mudah supaya tidak terbentur modal ketika mendapat pesanan dalam jumlah besar.
Bahkan, Bank BRI pun membuka peluang 'beasiswa' bagi UMKM binaannya yang memiliki kesempatan unjuk gigi di pameran di Negara lain.
Sebelumnya, Bank BRI telah memberangkatkan dua UMKM binannya, Kilisuci Batik dan UniAde ke China-ASEAN Expo (CAEXPO) di Nanning International Convention and Exhibition Centre.
"Kemarin saya baru pulang dari Nanning China buat ikutan event CAEXPO yang disponsori Indonesia Mall juga. Di sana saya tidak hanya pameran produk, tapi juga melakukan pertemuan berupa business matching, regional meeting dan berbagai aktivitas yang disediakan penyelenggara di sana. Ada juga pembeli siap bekerjasama dan sekarang masih dalam proses jadi belum bisa disebutkan angka pastinya, tapi karena secara kuantitas kalau dengan eksportir dalam skala besar jadi nilai transaksinya nanti akan menyentuh angka miliaran rupiah" jelas Inin di sela perhelatan TEI 2019. (dna/dna)