Mardani mengatakan salah satu permasalahan Indonesia saat ini adalah investasi yang rendah yang kemudian menyebabkan pertumbuhan ekonomi rendah dan kemudian berdampak pada penyerapan tenaga kerja yang juga rendah. Rendahnya investasi disebabkan oleh masih banyaknya hambatan investasi di Indonesia yang perlu diurai satu per satu agar iklim investasi Indonesia dapat ditingkatkan.
"Investasi di Indonesia memang menunjukkan trend peningkatan tapi angka peningkatannya rendah sehingga tidak mampu mendorong pertumbuhan ekonomi ke arah yang maksimal sesuai target yaitu 6%," kata Mardani dalam keterangan tertulis, Rabu (23/10/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berdasarkan data HIPMI, investasi 2014 sebesar Rp 463,1 triliun, pada 2015 sebesar Rp 519,5 triliun, 2016 sebesar Rp 612,8 triliun, 2017 sebesar Rp 692,8 triliun, 2018 sebesar Rp 721,3 triliun. Sedangkan semester I 2019 sebesar Rp 395 triliun atau hampir 50% dari target investasi 2019 ini yang sebesar Rp 792,3 triliun.
Selain masalah investasi yang rendah, lanjut Mardani, ada juga masalah kesenjangan antara rencana investasi yang telah disetujui dengan investasi yang benar-benar direalisasikan. Kalau dibandingkan hanya sepertiga dari rencana investasi yang benar-benar berjalan. Oleh karena itu, dibutuhkan berbagai macam terobosan dan langkah eksekusi agar rencana investasi dapat berjalan baik di lapangan.
"Menurut saya hambatan investasi yang ada terentang luas, mulai dari persoalan aturan, lahan, birokrasi, tenaga kerja dan lainnya menjadikan rencana investasi kadangkala tidak berjalan di lapangan. Bahlil Lahadalia adalah pengusaha yang tumbuh dari bawah dan memimpin organisasi pengusaha muda di Indonesia pasti memahami masalah ini dengan baik sehingga mampu menguraikan dan menyusun langkah terobosan untuk meningkatkan investasi di Indonesia," ujarnya.
Menurut Mardani, Bahlil adalah pengusaha yang selain memahami kalkulasi bisnis, juga turun ke lapangan langsung mendampingi unit usaha yang dikerjakannya. HIPMI akan menjadi mitra Pemerintah untuk menggalakkan dan mendorong investasi di Indonesia, dan akan berkolaborasi dengan Mantan Ketua Umum HIPMI Bahlil Lahadalia terkait agenda tersebut.
"HIPMI akan mencanangkan 2020 sebagai tahun investasi di Indonesia dengan mendorong seluruh anggotanya untuk dapat berinvestasi diseluruh sektor ekonomi yang digelutinya. Saya berharap dengan kolaborasi dan kerja keras tersebut diharapkan agar investasi di Indonesia dapat meningkat dan akan mendorong tingkat pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi yang pada ujungnya akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia," pungkasnya.
(akn/akn)