Ekonomi Sulsel Tumbuh 7,2%, Ini Faktor Pemicunya

Ekonomi Sulsel Tumbuh 7,2%, Ini Faktor Pemicunya

Muhammad Taufiqqurahman - detikFinance
Selasa, 05 Nov 2019 16:00 WIB
Kota Makassar/Foto: Noval Dhwinuari Antony-detikcom
Makassar - Perekonomian Sulawesi Selatan berdasarkan besaran Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku triwulan III-2019 tumbuh 7,21%. Pertumbuhan ini disebabkan berkembangnya semua lapangan usaha di Sulsel.

Pihak Badan Pusat Statistik (BPS) Sulsel dalam keterangan resminnya, Selasa (5/11/2019), menyebut pertumbuhan PDRB di triwulan ketiga ini mencapai Rp 134,02 triliun dan atas dasar harga konstan 2010 mencapai Rp 87,30 triliun.

"Bila dilihat dari penciptaan sumber pertumbuhan ekonomi Sulawesi Selatan Triwulan III-2019 (y-on-y), lapangan usaha Industri Pengolahan memiliki sumber pertumbuhan tertinggi sebesar 1,43%, diikuti Konstruksi sebesar 1,31%. Perdagangan Besar dan Eceran seperti reparasi mobil dan sepeda motor sebesar 1,25% serta Pertanian, Kehutanan dan Perikanan sebesar 0,72%," kata Kepala BPS Sulsel, Yos Rusdiansyah.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Jika dibandingkan dengan triwulan sebelumnya di tahun yang sama, maka ekonomi Sulsel tumbuh sebesar 5,12%. Menurut Yos lapangan usaha konstruksi merupakan satu-satunya lapangan usaha yang tumbuh hingga dua digit di triwulan ini.


"Tingginya peningkatan produksi semen yang merupakan bahan baku Konstruksi mendorong pertumbuhan kategori ini. Serta banyaknya proyek pembangunan yang sedang berlangsung seperti pembangunan rumah sakit di Jeneponto, pemasangan tiang listrik di Luwu Timur, pengerjaan jalan tol layang Pettarani dan perluasan Bandara Internasional Sultan Hasanuddin juga mempercepat pertumbuhan Lapangan Usaha Konstruksi," terangnya.

Di samping itu, peningkatan jumlah penumpang pada kategori Transportasi dan Pergudangan juga ikut meningkatkan pertumbuhan ekonomi triwulan III-2019.

"Pertumbuhan terjadi pada hampir semua lapangan usaha, kecuali pengadaan air, pengadaan sampah, limbah dan daur Ulang yang mengalami penurunan sebesar 1,19% serta administrasi pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib yang mengalami penurunan sebesar 0,01% dibandingkan triwulan sebelumnya," kata dia.

Yos menambahkan pertumbuhan tertinggi dicapai oleh Konstruksi sebesar 10,05%, diikuti oleh Transportasi dan Pergudangan sebesar 6,43%, Pertambangan dan Penggalian sebesar 6,37 persen serta Industri Pengolahan sebesar 6%.




(fiq/hns)

Hide Ads