Sabtu (9/11/2019) adalah deretan orang terkaya di Asia Tenggara. Nama-nama ini diisi oleh pengusaha properti, kontraktor, perbankan, sampai pengusaha pakan ternak.
Selain itu, berita terpopuler lainnya adalah potensi uang yang dipinjam teman untuk dikembalikan cuma 25%. Persoalan ini kerap kali datang. Di satu sisi teman membutuhkan, namun di sisi lain sulit untuk menagihnya.
Tidak hanya itu, berita lain yang banyak dibaca hari ini adalah Semen Indonesia yang mengekspor produknya ke China, pacul impor yang bikin perajin pindah haluan, dan utang yang bisa merusak pertemanan.
Berikut daftar 'Crazy Rich ASEAN's' yang dirangkum detikcom dari berbagai sumber.
1. Brunei Darussalam - Sultan Hassanal Bolkiah
Sultan Hassanal Bolkiah merupakan satu-satunya orang terkaya di ASEAN yang berasal dari kerajaan. Dilansir dari Singapore Tatler, Sabtu (9/11/2019), Sultan Hassanal Bolkiah memiliki kekayaan sebesar US$ 28 miliar atau sekitar Rp 392,4 triliun (kurs Rp 14.000).
Kekayaan tersebut ia peroleh dari industri minyak dan gas bumi. Ia juga tinggal di istana terbesar di dunia, yang dibangun dengan menelan biaya lebih dari US$ 350 juta atau sekitar Rp 4,9 triliun. Ia juga memiliki lebih dari 500 mobil Rolls-Royce.
2. Indonesia - Robert Budi Hartono
Robert Budi Hartono atau lebih dikenal dengan Budi Hartono merupakan orang terkaya nomor 1 di Indonesia, dan terkaya ke-54 di dunia. Ia mengantongi kekayaan yang dicatatkan Forbes pada tahun 2019 tembus sebesar US$ 18,6 miliar atau setara dengan Rp 260,6 triliun.
Ia memperoleh 70% kekayaannya dari bisnis perbankan, yakni Bank Central Asia (BCA). Ia juga memiliki saham di Djarum. Tak hanya itu, ia bersama kakaknya, Michael Bambang Hartono, merupakan pemilik Grand Indonesia serta perusahaan elektronik Polytron.
3. Thailand - Dhanin Chearavanont
Dhanin Chearavanont merupakan orang terkaya di Thailand dan masuk daftar Forbes sebagai orang terkaya ke-75 di dunia. Ia mengantongi kekayaan sebesar US 17,6 miliar atau Rp 246,6 triliun.
Dhanin memperoleh kekayaannya dari perusahaan yang ia rintis yang bergerak dalam bidang agrobisnis. Ia mengekspor pakan ternak, terutama ayam, dan mengembangkan ternak ayam dewasa untuk didistribusikan ke pedagang dan restoran.
4. Malaysia - Robert Kuok
Robert Kuok adalah orang terkaya nomor satu di Malaysia dengan kekayaan sebesar US$ 12,4 miliar atau setara dengan Rp 173,7 triliun. Kuok merupakan pria kelahiran negeri jiran yang memiliki jaringan bisnis Shangri-La Hotels & Resort di seluruh dunia.
Perusahaan Kuok juga berinvestasi di banyak negara, mulai Singapura, Filipina, Thailand, China, Indonesia, Fiji, dan Australia. Di China ia memiliki Beijing World Trade Center. Selanjutnya ia juga memiliki Malaysian Bulk Carriers Berhad dan Transmile Group. Kuok juga memiliki bisnis perkebunan sawit dengan Wilmar Internasional.
5. Singapura - Robert dan Philip Ng
Kakak-adik Robert dan Philip Ng menempati posisi nomor satu orang terkaya di Singapura menurut Forbes. Kekayaan yang dikantongi sebesar US$ 12,1 miliar atau sekitar Rp 169,5 triliun.
Robert dan Philip adalah juragan tanah raksasa di Singapura. Kakak-adik itu juga sukses sebagai developer di Singapura. Mereka membangun lebih dari 700 hotel, mal, dan condotel di Singapura dan Hong Kong.
Perencana Keuangan Aidil Akbar mengatakan, meminjamkan uang ke teman kemungkinan kembalinya uang sangat kecil. Berdasarkan pengalamannya, kemungkinan uang kembali di bawah 25%.
"Kemungkinan kembalinya pasti kecil. Kalo berdasarkan pengalaman si di bawah 25%," tutur Aidil saat dihubungi detikcom, Sabtu (9/11/2019).
Menurut Aidil, sebagian orang memiliki kecenderungan malas membayar utang. Jadi, jika uang ingin betul-betul kembali perlu usaha yang besar untuk menagihnya.
"Kecenderungan untuk bayar utang itu orang males. Jadi 25% itu pake effort, yang repot itu kan nagihnya kita mesti nagih," katanya.
Aidil melanjutkan, manusia suka lupa ketika sudah punya uang. Jika digambarkan, Aidil bilang, hanya 1 dari 10 orang yang benar-benar merasa tidak enak jika berutang.
"Kalo saya perhatikan orang yang benar-benar punya rasa takut untuk membayar utang sekitar 10% kok. Jadi dari 10 orang paling cuma 1 yang benar-benar ngerasa bahwa gaenak ya punya utang mesti saya balikin nih," jelasnya.
PT Semen Indonesia (Persero) Tbk mulai mengekspor produknya ke China. Ekspor semen tanah air berjalan mulai tahun ini.
Kepala Departemen Komunikasi Perusahaan Semen Indonesia Sigit Wahono mengatakan pihaknya membuka penjualan di kawasan regional melalui laman perseroan.
"Kemarin ada buyer dari China memang ingin membeli produk kita," kata Sigit di Surabaya, Sabtu (9/11/2019).
Masuknya produk Semen Indonesia ke China, karena kurangnya pasokan semen di China dipicu oleh pemberhentian pabrik karena faktor lingkungan.
"Di sana ada pembaruan regulasi, karena memang ada beberapa pabrik yang harus diperbaiki sebelum untuk beroperasi," ujar Sigit.
Meski sudah bisa masuk pasar China, Sigit mengatakan jika ekspor semen ke China belum bisa dilakukan secara kontinu. Pihaknya pun masih mencari pasar negara lain.
"Harapannya kita masih memiliki peluang, tapi kita tetap mencari pasar baru, karena ini belum kontinu," lanjut Sigit.
Selain mulai menembus pasar di China, Semen Indonesia juga masih fokus di pasar Asia Selatan dan Asia Tenggara seperti Sri Langka, Bangladesh, Filipina, Timor Leste.
"Saat ini kami juga fokus pada pasar baru kami di Maladewa," lanjut Sigit.
Maraknya produk alat pertanian dari China, yaitu pacul, tak menyurutkan perajin pandai besi yang berada di Kecamatan Majalaya, Kabupaten Bandung, Jawa Barat untuk tetap memproduksi alat pertanian.
Pantauan detikcom, Sabtu (9/11/2019) tiga orang perajin pandai besi sedang membuat sebilah golok di bengkel pandai besi milik Enen Junedi (84) yang berada di Kampung Balekambang, Desa Sukamaju, Kecamatan Majalaya.
Enen bersama anaknya Dodo Junaedi (42) bergantian memukul sebilah besi yang akan dijadikan golok menggunakan palu bergantian. Sementara menantunya Tini (38) bertugas mengayunkan sepasang tongkat ububan agar angin keluar dan meniup bara api untuk memanaskan besi yang akan ditempa menjadi golok.
Enen mengatakan, meski sudah banyak beredar alat pertanian dari luar negeri, pihaknya tak takut kehilangan pelanggan. Pasalnya pelanggannya merupakan orang-orang yang sudah setia menggunakan alat pertanian yang dibuat olehnya. Bahkan, permintaannya pun banyak.
"Permintaan petani banyak, beragam peralatan pertanian bisa dibuat di sini. Tergantung permintaan," kata Enen saat ditemui detikcom di bengkel pandai besi miliknya di Jalan Balekambang Majalaya.
Enen mengungkapkan, ia merupakan keturunan ketiga yang memiliki bakat menjadi pandai besi. Bakat pandai besi yang ia punya berasal dari kakek dan ayahnya. Karena usianya sudah tua, bakat pandai besi kini diturunkan kepada anaknya Dodo Junaedi.
"Sudah ada tiga turunan, sejak tahun 1937. Orang tua Iri Barja, sekarang diturunkan kepada anak saya Dodo, ia turunan keempat," ungkapnya.
Ia berujar, alat pertanian yang ia produksi tergantung permintaan pelanggan. Menurutnya, ia tak menyetok alat pertanian yang ia buat. Seperti pacul, ia sudah tak membuatnya lagi, selain harga produksinya mahal, saat ini di pasaran sudah banyak pacul yang memiliki harga lebih murah.
"Alat-alat pertanian, cangkul di sini juga bisa tapi sekarang enggak produksi karena ada di bengkel lain (toko), jadi besi digerat-gerat gitu, bukan dipukul, digunting di pabrikan, kalau di sini kan dipukul," ujarnya.
Perencana Keuangan Aidil Akbar mengatakan, utang memang cara yang paling cepat untuk merusak pertemanan. Tidak hanya merusak pertemanan, melainkan juga merusak persaudaraan.
"Wah utang itu cara yang paling cepat merusak pertemanan dan persaudaraan. Nggak usah teman, saudara, adik-kakak itu bisa rusak gara-gara utang," ucap Aidil saat dihubungi detikcom, Sabtu (9/11/2019).
Menurut Aidil, menagih utang ke teman adalah hal yang paling susah dibanding ke orang lain.
"Apalagi ke teman, kalo ke teman kan kalo misalnya nggak dibalikin istilahnya masih 'yaelah sama teman'. Justru itu yang bisa merusak pertemanan dan persaudaraan," imbuhnya.
Untuk itu, Aidil bercerita bahwa dirinya cenderung lebih memberikan semampunya dibanding meminjamkan utang ke teman. Sehingga ia tidak berharap uang tersebut akan kembali.
"Kalo saya sih pribadi biasanya lebih cenderung ngasih. Kecuali utang untuk biaya hidup itu lain lagi. Tapi kalo utang misalnya untuk kebutuhan yang lain misalnya dia butuh sejuta, saya bilang yaudah nih saya kasih Rp 300 ribu atau Rp 500 ribu. Jadi nggak usah ngutang. Jadi kita nggak pernah berharap bahwa utang itu akan kembali," katanya.