Ke enam negara itu yakni, Singapura, Taiwan, Hong Kong, Amerika, Swedia dan Inggris. Kopi luwak Blitar, diklaim punya citarasa berbeda dibandingkan dengan kopi luwak produksi daerah lainnya.
Kopi multi varian ini, ditanam di lahan seluas 80 hektare dengan ketinggian 1200 mdpl. Lokasinya di lereng Gunung Butak, Desa Resampombo Kecamatan Doko, Kabupaten Blitar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bersama 40 petani yang tergabung di Gapoktan Arabika Lestari, Aris memelihara sebanyak 45 ekor luwak. Yang 25 ekor luwak ditaruh di rumah anggota, sisanya sebanyak 20 ekor luwak dipelihara dirumahnya sendiri.
Kopi luwak ini hanya diproduksi selama empat bulan musim panen. Mulai bulan April sampai Juli. Prosesnya, usai panen akan diseleksi biji ceri kualitas terbaik.
Cara yang digunakan Aris masih sangat manual. Biji ceri pilihan direndam dalam air selama sehari semalam. Biji yang mengapung dibuang, sedangkan biji yang tenggelam akan diberikan makan ke luwak. Itupun, masih dipilih-pilih lagi oleh luwak yang menyukai biji ceri berwarna merah, dengan rasa manis alami.
"Saat memberikan kopi ke luwak, kami menyesuaikan dengan siklus konsumsi kopi di habitat asli luwak. Jadi harus malam hari. Dan kami harus melekan (tidak tidur sampai jelang pagi), karena pemberian kopi harus sedikit demi sedikit," ungkapnya.
Kopi yang bercampur feses luwak, lanjutnya, akan dijemur selama 15 hari dibawah sinar matahari terik. Penjemuran dilakukan sampai biji kopi mengering dengan kadar air tinggal 11 persen. Lalu disimpan di wadah styrofoam.
"Kami akan produksi kalau sudah ada pesanan. Kadang ada yang pesen masih bercampur feses karena tidak percaya. Ada juga yang pesen sudah dibersihkan," imbuh lelaki lulusan Teknik Elektro Univeristas Brawijaya ini.
Sekali produksi, Aris dan kelompok taninya mampu menghasilkan sekitar 400 kg kopi luwak. Selain diekspor, kopi luwak Blitar juga pemasok utama berbagai kafe di Gresik dan Blitar. Namun untuk konsumsi lokal, kelasnya juga dibedakan dengan kualitas ekspor.
"Kualitas ekspor itu lebih selektif ke pemilihan biji dan ada dua jenis kopi. Yang kopi luwak Robusta, kami jual seharga Rp 1,2 juta. Sedangkan yang kopi luwak Arabika, harganya Rp 1.750.000 per kilogram," pungkasnya.
(zlf/zlf)