"Negara kita belum menjadi surga bagi investasi, sehingga larinya ke Vietnam," kata Bahlil saat rapat koordinasi dengan Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) seluruh Indonesia di Shangri-La Hotel, Jakarta, Senin (18/11/2019).
Bahlil menilai bahwa kondisi global yang sedang bergejolak tidak selamanya merugikan. Itu justru bisa membawa keuntungan bagi Indonesia. Pasalnya sejumlah negara tujuan investasi di dunia sedang bergolak. Sayangnya, Indonesia belum berhasil menangkap peluang itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Padahal, lanjut dia 44% pasar ASEAN ada di Indonesia dari total 600 juta penduduk di kawasan tersebut. Menurutnya Indonesia belum mampu memanfaatkan peluang itu karena kemudahan memulai bisnis di Indonesia masih sangat berat.
Saat ini pihaknya mencatat ada 24 perusahaan yang siap berinvestasi sebesar Rp 708 triliun ke Indonesia. Perusahaan tersebut siap masuk ke berbagai sektor usaha. Akan tetapi rencana tersebut hanya berakhir pada level komitmen.
"Dengan rumitnya regulasi sektoral, berbelit-belit, membuat banyak investor ini balik badan kembali ke negaranya masing-masing. Dia bertahun-tahun susah dapat selembar surat. Jangankan pengusaha luar, investor dalam negeri pun bisa lari," tambahnya.
(toy/eds)