"Tren permintaannya di pasar dunia terus meningkat. Saya mengajak petani dan eksportir muda untuk bergabung dan memanfaatkan peluang ekspor Porang ini. Tanyakan pada petugas kami soal cara, potensi dan peluang ekspor produk pertanian," kata Syahrul saat melepas komoditi Porang di Depo Pelindo III, Tanjung Emas Semarang, Selasa (19/11/2019).
Porang yang dilepas kali ini seberat 60 ton atau setara Rp 1,2 miliar jika diuangkan. Porang termasuk komoditas baru di Jawa Tengah dan sejak Januari hingga November 2019 tercatat total 509 ton yang diekspor. Selain China, porang asal Indonesia diminati juga oleh 9 negara lainnya, di antaranya Vietnam, Jepang, Thailand, Hong Kong dan Pakistan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Porang yang diekspor sudah berbentuk chip atau produk setengah jadi. Di negara tujuan, produk digunakan sebagai bahan dasar pangan hingga industri. Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo mengatakan pihaknya berharap ke depan yang diekspor sudah bahan jadi.
"Selain itu saya berharap, yang diekspor tidak hanya bahan mentah, melainkan sudah menjadi olahan. Nanti akan kita undang investor untuk mengolah itu. Saat ini sudah ada (pengolahan), namun skalanya masih kecil," kata Ganjar.
Selain Porang, Syahrul dan Ganjar juga melepas ekspor komoditas pertanian Jateng lainnya berupa bungkil kapuk, minyak bungkil kapuk, edamame, cengkeh, jambu biji, biji pinang, kopi, sarang burung walet dan ubi jalar. Total volume sebanyak 283 ton dengan nilai Rp 35,3 milyar.
(alg/ara)