"Biasanya kalau dijemur per ton itu sama dengan 40 meter persegi (lahan yang dibutuhkan), harus dibolak-balik juga, memakan waktu 3 hari," ujar General Manager Engineering CPI Ignatius Chandra saat ditemui di Pelepasan Ekspor 200 CPI di Kantor Pusat CPI, Jakarta pada Minggu (24/11/2019).
Mobil pengering jagung tipe 2.5 ini, kata Ignatius, sudah lebih efisien meliputi makin kecil dan ringan secara ukuran serta lebih hemat bahan bakar dibanding dari tipe awal yang dikembangkan sejak bulan April tahun lalu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ini (daya tahan penggunaan) pernah sampai 12 jam bisa kontrol. Pembatasannya cuma dua, kalau bahan bakar habis atau jagungnya yang habis," imbuhnya.
Meskipun begitu, kata Ignatius, mobil pengering jagung tipe 2.5 ini masih sedang dalam proses pengembangan.
"Pengembangan ke depannya pengen menggunakan teknologi AI, apalagi untuk menghadapi industri 4.0. Jadi misalnya nanti data jagung yang masuk dan keluar bisa kebaca," ucap Igantius.
"Untuk bahan bakar, bisa dikembangkan menggunakan tenaga surya nantinya," imbuhnya.
![]() |
Sementara itu, Presiden Komisaris CPI Group T Hadi Gunawan mengatakan pengembangan mobil ini memang bertujuan membantu petani jagung pascapanen.
"Dengan harapan pendapatan petani lebih maksimal," ujarnya.
Menurut Hadi, mobil pengering jagung tipe sebelumnya atau tipe 2.1 sudah diuji coba langsung bersama petaninya pada Agustus 2018 di Lampung.
"Kalau prototipe ini selesai, kami dedikasikan kepada pemerintah untuk diperbanyak dan memodifikasi agar lebih banyak berguna untuk petani," imbuhnya.
(akn/akn)