Bisa dibilang risiko yang ditanggung tukang parkir pinggir jalan tidak sebanding dengan penghasilan yang didapatnya. Apalagi jika tarif yang diberlakukan adalah flat.
Seperti Abuy, salah satu juru parkir di pasar lama Kota Tangerang, dia mengaku sudah menjalankan profesinya selama puluhan tahun sejak 1995. Dari awal lapaknya sepi kini menjadi ramai.
"Banyak kejadian, tapi rata-rata helm hilang sama motor ketinggalan saja," kata Abuy kepada detikcom beberapa waktu lalu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Banyak kejadian, tapi rata-rata helm hilang sama motor ketinggalan saja," kata Abuy kepada detikcom beberapa waktu lalu.
Abuy menceritakan pernah dibawa ke kantor polisi lantaran adanya laporan kehilangan motor yang berada di lahan parkirnya. Awalnya dia takut namun setelah dijelaskan, pihak Polres Kota Tangerang pun berterima kasih lantaran sudah melakukan tindakan yang tepat.
Kejadian motor ketinggalan pun membuat Abuy harus menerima semprotan dari sang istri. Sebab, kejadian tersebut membuat dirinya pulang lebih lama dibandingkan hari-hari sebelumnya.
Setelah di kantor Polisi, Abuy pun berpesan kepada sang pemiliki motor.
"Kita mah tempat parkir bukan tempat penitipan, abang bayar berapa duit sampai nyusahin orang, paling juga Rp 2.000 jangan nyusahin orang," jelas dia. (hek/dna)