Jepang Usul Bikin Dana Abadi Biayai Pembangunan di RI

Jepang Usul Bikin Dana Abadi Biayai Pembangunan di RI

Herdi Alif Al Hikam - detikFinance
Senin, 02 Des 2019 21:45 WIB
Foto: Lamhot Aritonang
Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Kematiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menyatakan dana ratusan triliun dari Jepang berpotensi masuk ke dalam Indonesia. Hal ini diungkapkannya usai bertemu dengan pihak Japan Bank for International Cooperation (JBIC).

Luhut menyatakan potensinya dana dari Jepang akan masuk dalam format dana abadi alias sovereign wealth fund (SWF). Skema yang sama dan diterapkan pada investasi dari Uni Emirat Arab.

"Tadi kita bertemu (JBIC) membahas sovereign wealth fund, tadi finalisasi dan saya kira bagus sekali dan kita berharap sovereign wealth fund ini formatnya sama seperti dana dari United Emirat Arab. Jadi ini adalah hasil ketemu sama JBIC di Tokyo 20 November," ucap Luhut ditemui di kantornya, Jakarta Pusat, Senin (2/12/2019).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Mengenai jumlahnya Luhut enggan menyebutkan secara rinci. Meski begitu, dia memprediksi jumlahnya bisa hingga puluhan miliar dolar. Dia memprediksi dana yang bisa masuk berkisar US$ 10 miliar- US$ 20 miliar atau sekitar Rp 140 triliun-Rp 280 triliun (dalam kurs Rp 14.000/US$).

"Angkanya menurut saya sangat besar, tapi saya belum bisa ngomong, biarlah mereka yang ngomong. Kalau mereka sudah bisa sovereign wealth fund kan bisa US$ 10 atau 20 miliar bisa tiga kali lipat, bisa begitu. Saya nggak tahu angkanya sampai gimana," sebut Luhut.

Menteri Keuangan Sri Mulyani yang juga ikut dalam rapat memaparkan bahwa dana SWF dari Jepang akan diincar untuk membiayai berbagai hal. Salah satunya adalah mendukung komitmen pemerintah untuk melakukan hilirisasi komoditas.

Khususnya komoditas nikel yang bisa diolah jadi baterai. Terlebih jumlah nikel besar di Indonesia. Sri Mulyani juga menyatakan skema SWF dari JBIC juga berhasil di Filipina, bahkan di Jepang sendiri.

"Mereka mau support pemikiran Indonesia untuk hilirisasi dari proyek-proyek mining atau pertambangan. Terutama nikel, kita memiliki potensi untuk menjadi produsen baterai elektrik di Indonesia," ucap Sri Mulyani.

"Mereka juga berhasil lakukan investasi di berbagai negara seperti Filipina maupun di Jepang sendiri," pungkasnya.


Selanjutnya, dana SWF rencananya juga akan digunakan untuk pengembangan kota-kota di Indonesia. Mulai dari perumahan dengan rencana urban hingga transportasi massal, moda raya terpadu (MRT) contohnya.

Mereka juga tertarik menginvestasikan di sektor perumahan dan urban development planning. Termasuk MRT sehingga nanti bisa kombinasikan program pembangunan di bidang perumahan," ucap Sri Mulyani.

Sama seperti Luhut, Sri Mulyani pun enggan bicara soal angka kontrak yang akan masuk. Dia mengatakan akan dibahas secara detil oleh presiden.

"Nanti kita bahas lebih detil pada level teknisnya. Besok kan beliau-beliau masih akan bertemu Presiden," ucap Sri Mulyani.


(dna/dna)

Hide Ads