Dubes Buka-bukaan soal Serbuan TKA China di RI

Dubes Buka-bukaan soal Serbuan TKA China di RI

Danang Sugianto - detikFinance
Sabtu, 14 Des 2019 15:30 WIB
Duta Besar China untuk Indonesia Xiao Qian/Foto: Danang Sugianto-detikFinance
Jakarta - Seiring dengan masuknya investasi China, ternyata ada juga Tenaga Kerja Asing (TKA) asal negeri Tirai Bambu. Hal ini pun sering menjadi bahan perdebatan dengan isu Indonesia diserbu TKA China.

Duta Besar China untuk Indonesia Xiao Qian mengakui bahwa seiring dengan kerja sama Indonesia dengan China terus berkembang, memang ada sejumlah teknisi, tenaga ahli dan terampil datang ke Indonesia. Menurutnya itu adalah hal yang wajar.

"Berdasarkan statistik dari instansi bersangkutan pemerintah Indonesia pada saat ini tenaga kerja yang bekerja di Indonesia kira-kira 20-an ribu orang," tuturnya saat berbincang dengan detikcom.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun, Xiao menekankan bahwa yang masuk ke Indonesia bukan hanya TKA China. Ada ribuan perusahaan asing yang juga membawa TKA.


Dia menilai jumlah TKA China di Indonesia tidak terlalu besar. Angkanya masih belum sebanding dengan nilai investasi yang ditanamkan China ke Indonesia.

"Pada tahun kemarin, volume perdagangan kedua negara mencapai US$ 77,4 miliar dan investasi China ke Indonesia telah melebihi US$ 3 miliar, meliputi banyak program. Ketimbang volume perdagangan dan nilai investasi yang begitu besar, jumlah tenaga kerja belum termasuk banyak," tuturnya.

Xiao melanjutkan, jika dilihat secara spesifik, dalam satu proyek jumlah tenaga kerja asal China tidak akan melebihi seperempat dari jumlah tenaga kerja Indonesia.

"Kalau kita lihat tenaga kerja asal China, kebanyakan mereka adalah engineer senior dan tenaga ahli, masih ada sebagian skilled worker. Mereka sangat diperlukan untuk mengoperasikan mesin-mesin spesial guna memastikan mesin-mesin itu dapat berjalan normal dan pelaksanaan proyek-proyek tersebut selalu aman," tambahnya.


Sementara jika proyek itu sudah mengalami kemajuan, tenaga kerja asal China makin berkurang. Sedangkan pekerja lokal terus meningkat karena biaya untuk memperkerjakan tenaga kerja asal China lebih tinggi daripada tenaga kerja Indonesia lokal.

Selain itu, lanjut Xiao, datangnya perusahaan asal China banyak menciptakan lapangan kerja. Misalnya Huawei dan proyek kereta cepat Jakarta-Bandung yang menurutnya telah memperkerjakan lebih dari 10 ribu orang.

"Saya ambil satu contoh lagi, misalnya Bank of China di Indonesia. Pekerja China di sini hanya sekitar 10 orang saja tapi tenaga lokal mencapai 2.000 lebih," tutupnya.


(das/ara)

Hide Ads