Curhat Edhy Prabowo, Ekspor Benih Lobster Jadi Kontroversi

Curhat Edhy Prabowo, Ekspor Benih Lobster Jadi Kontroversi

Herdi Alif Al Hikam - detikFinance
Selasa, 17 Des 2019 05:31 WIB
Ilustrasi benih lobster. Foto: Pradito R Pertana/detikcom
Jakarta - Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo bicara soal rencananya membuka keran ekspor benih lobster. Belum juga diterapkan, rencana tersebut sudah jadi kontroversi.

Namun, di depan pengusaha perikanan dan kelautan, Edhy menyebut dirinya tak mempermasalahkan kontroversi tersebut. Menurutnya, hal itu memang tantangan seorang regulator.

"Lobster hari-hari ini sangat panas, itu tidak masalah. Semua kebijakan yang akan diambil pengambil kebijakan akan menghadapi tantangan seperti ini," ucap Edhy dalam acara Temu Stakeholders Pendidikan dan Bisnis Kelautan dan Perikanan, di Gedung Mina Bahari III, Jakarta Pusat, Senin (16/12/2019).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bahkan Edhy bercerita dia dituduh terlibat penyelundupan benih lobster. Meski dipojokkan dia mengaku tidak akan panas. Dia mengatakan tidak pernah ragu dalam setiap kebijakan untuk masyarakat.

"Menurut saya itu hal yang lumrah, mau dipojokkan dibilang ikut terlibat penyelundupan, nggak apa-apa, jangan panas," ucap Edhy.

"Kalau kita yakin dengan rencana kita membangun kepentingan masyarakat dan negara, apa saja yang akan menghantam kita itu adalah penguatan rencana. Jangan pernah ragu," tegasnya.

Edhy pun menegaskan bahwa sebenarnya kebijakan ini masih dikaji. Semua keputusan akan diambil setelah pengkajian KKP selesai.

"Ekspor lobster masih pengkajian, kita tahu sampai sekarang saja sudah macam-macam beritanya. Mau ekspor atau tidak kan itu tergantung hasil penelitiannya kita seperti apa," ucap Edhy.

Dia pun kembali menyebutkan alasan dibalik wacana pembukaan ekspor benih lobster, dia menyebut banyak pihak yang menggantungkan hidup dari benih lobster harus diperhatikan. Selain itu penyelundupan benih pun makin marak bila ekspor tetap dilarang.

"Ini juga ada masyarakat yang sudah tergantung hidupnya dengan menangkap benih lobster, kemudian kita apa kan. Kalau disetop ekspor juga toh penyelundupan masih banyak," tegas Edhy.

Edhy juga sempat bicara rencananya membuka keran ekspor benih lobster sama konsepnya seperti keran ekspor nikel. Kok bisa?

Edhy mengatakan salah satu alasan membuka keran ekspor benih lobster ialah karena infrastruktur untuk membesarkan lobster belum ada di Indonesia. Edhy mengaku sebetulnya dirinya ingin lobster dibudidayakan.

Menurutnya ekspor benih lobster dibuka kembali dengan catatan karena tidak bisa dibesarkan di dalam negeri.

"Kalau nanya saya, saya maunya dibudidayakan di Indonesia. Tapi infrastrukturnya sesiap apa. Kalau diekspor itu dengan catatan kita tidak bisa besarkan sendiri," ucap Edhy.

Edhy mengatakan rencananya pemerintah pun akan melakukan pembangunan infrastruktur pembesaran lobster. Sambil menunggu infrastruktur dibangun, menurutnya lebih baik benih lobster bisa diekspor. Nantinya pun dibatasi waktunya hingga infrastruktur pembesaran lobster mulai terbangun di Indonesia.

"Untuk membesarkan sendiri kan harus dibangun infrastrukturnya. Sambil menunggu ini (infrastruktur terbangun), kita kasih kuota (ekspor). Sampai waktu tertentu dia boleh ekspor," ucap Edhy.

Edhy kemudian menyamakan lobster dengan komoditas tambang nikel. Menurutnya, prinsip kebijakan membuka ekspor benih lobster sama halnya dengan pembukaan keran ekspor bijih nikel.


Meski akan ditutup di tahun 2020, keran ekspor bijih nikel menurut Edhy dibuka untuk menunggu perusahaan-perusahaan membuka membuat pabrik pengolahan komoditas.

"Kan banyak komoditas lain yang dilakukan seperti itu, kayak nikel. Kan dilakukan seperti itu, awalnya boleh diekspor tapi pengusaha harus bikin refinery. Ini (kebijakan ekspor benih lobster) juga sama seperti itu, tapi masih dalam taraf kajian," ucap Edhy.

"Kami harapkan keputusan yang diambil adalah yang terbaik," tegasnya.

Edhy juga pun menyebut dengan larangan ekspor, para penangkap benih lobster hidupnya susah. Emang kenapa?

Edhy mengatakan benih lobster memang seharusnya bisa dibesarkan sendiri di dalam negeri. Namun, butuh waktu lama untuk membuat infrastrukturnya mapan.

Sedangkan, ribuan orang menurutnya menggantungkan hidup dari benih lobster hingga kini. Mereka tidak bisa menunggu lama untuk menjadi pembudidaya lobster, makanya menurut Edhy ekspor benih lobster harus dibuka.

"Sampai menunggu benih ini ada yang membudidayakan itu lama waktunya. Sementara di bidang lain ada masyarakat yang hidupnya bergantung kepada penangkapan benih lobster ini. Ribuan orang ada di situ," kata Edhy.

Menurut Edhy, kalau ekspor masih dilarang para penangkap benih ini akan sulit memasarkan benih. Pendapatan para penangkap benih pun turun, hingga akhirnya sulit untuk makan dan membayar sekolah anak-anaknya.

"Apakah kita akan biarkan mereka mati kelaparan. Apakah kita biarkan mereka pingsan karena tidak punya uang untuk makan atau sekolahkan anaknya," kata Edhy.


Untuk itu menurutnya, kebijakan pembukaan keran ekspor benih lobster ini adalah jalan keluar dari masalah-masalah tersebut.

"Harus ada jalan keluar karena ini sudah terhenti cukup lama. Harus ada cara jangan sampai lingkungan terganggu, orangnya juga terganggu," ucap Edhy.

Hide Ads