Tak banyak memang, salah seorang nasabah Puspita menyebut total nasabah yang mendatangi kementerian sekitar 15 orang.
"Lima belasan (nasabah), mau minta audiensi," katanya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita mau menanyakan mengenai Jiwasraya, gimana kelanjutannya, bagaimana, apa bagaimana penyelesaiannya," paparnya
"Kita mau tanya kapan, kalau nggak bisa sekarang, bisanya kapan, tahun lalu waktu mereka gagal bayar mereka mengatakan kuartal pertama 2018, paling lambat kuartal 2 terus-terusan ditunda-tunda," ujarnya.
Apa hasilnya?
Nasabah Jiwasraya rupanya memang harus banyak bersabar. Lantaran, rencana bertemu Arya Sinulingga tidak kesampaian. Alhasil, para nasabah pun harus pulang dengan 'tangan kosong' alias tanpa hasil.
Lee adalah salah satu nasabah Jiwasraya yang tiba di Kementerian BUMN sekitar 10.30 WIB. Sampai di kementerian, mereka bertemu satpam dan diupayakan bisa bertemu Arya sekitar pukul 13.00.
"Pak Dued (security), hanya bertemu security-nya saja, dan security bilang akan bantu jam 1 untuk diketemukan Pak Arya sebagai Staf Khusus Pak Erick," katanya.
Namun, sampai waktunya tiba, satpam memberitahukan Arya masih ada agenda rapat. Sehingga, rencana pertemuan itu dibatalkan.
"Sampai kita tunggu Pak Dued security memberitahukan tidak bisa karena Pak Arya ada meeting lain, jadi kita dibatalkan," ujarnya.
Lee menjelaskan, kedatangannya ke kementerian bukan pertama kalinya. Ini adalah kedua kalinya ia meminta kejelasan ke kementerian. Kedatangannya pertama ke kementerian juga tanpa hasil.
"Kita kedua kali, waktu itu pertama sekali tidak diterima, kita kunjungan juga, surat dan kunjungan itu zaman Bu Rini (Menteri BUMN Rini Soemarno)," ungkapnya.
Lanjut Lee, dirinya akan terus berjuang untuk mendapat kejelasan nasibnya. Meski, ia enggan menyebut berapa dana yang 'nyangkut' di Jiwasraya.
"Kita akan terus berjuang sampai ada kejelasan mengenai masalah ini," ujarnya.
(ang/ang)