Lantaran, skema pengupahan tersebut dianggap memberatkan oleh kalangan pengusaha, terutama bagi UMKM. Sebab, kekuatan permodalan usaha kecil berada jauh di bawah perusahaan nasional dan multinasional tersebut.
"Ini sudah menjadi bagian yang diusulkan dalam Omnibus Law Cipta Kerja, di mana memang harus ada pengupahan khusus tentang UMKM ini," kata Teten ditemui di Smesco Tower, Jakarta Selatan, Kamis (26/12/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Mengenai nilainya segala macam itu belum sampai detail, nanti Kemenko Ekonomi yang menyampaikan," imbuhnya.
Lantas, kapan aturan ini diterbitkan?
Rencana diterbitkannya aturan ini terungkap setelah sebelumnya pemerintah dikabarkan tengah mendalami sejumlah aturan terkait ketenagakerjaan seperti fleksibilitas jam kerja, pengupahan hingga proses rekrutmen maupun PHK.
Hal tersebut menjadi satu pembahasan dalam isu ketenagakerjaan di RUU Omnibus Law Cipta Lapangan Kerja.
Akan tetapi, pembahasan beleid ini belum final dan masih berlangsung.
Awalnya RUU ini bersama omnibus law perpajakan ditarget sudah dapat diserahkan pemerintah kepada DPR RI selambatnya sebelum 12 Desember 2019. Namun rencana tersebut dipastikan molor.
Akhirnya, target penyerahan kedua RUU itu kembali diundur hingga selambat-lambatnya ditarget menjadi awal tahun depan sudah sampai di DPR RI.
Sehingga, aturan pengupahan terhadap UMKM baru bisa diterapkan setelah seluruh proses RUU omnibus law tersebut rampung.
Halaman
1
Simak Video "Video: APINDO Sebut UMKM RI Masih Keterbatasan Akses Modal"
[Gambas:Video 20detik]
(ang/ang)