Wakil Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Shinta W Kamdani mencontohkan kerugian yang dialami pelaku usaha di bidang ritel yang harus kehilangan pembeli karena banjir.
"Kerugian karena banjir bisa dibilang yang paling parah ada di ritel karena aktivitas penjualan ritel menjadi sangat terganggu karena banjir," kata Shinta kepada detikcom Rabu malam (1/1/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tak hanya dari sisi penjualan saja. Kerugian yang dialami pengusaha ritel belum dihitung kerusakan aset yang diakibatkan banjir.
"Ini belum menghitung kerugian bila banjir sampai masuk ke pusat perbelanjaan," sebutnya.
Pengusaha logistik juga sama, tak hanya merugi karena tersendatnya pengiriman barang ke konsumen. Aset-aset logistik juga berisiko rusak karena banjir, ditambah kerugian lainnya.
"Kemungkinan besar aset sektor logistik menjadi rusak karena banjir sehingga beban maintenace menjadi tinggi. Belum lagi kerugian karena harus menghentikan operasi dan kerugian kalau klien meminta ganti rugi bila consignment tidak dikirimkan tepat waktu, dan lain-lain," tambahnya.
Namun Shinta belum bisa menyebutkan nominal kerugian pengusaha secara menyeluruh.
"Di luar sektor-sektor ini juga terdampak. Hanya saja bentuk kerugiannya berbeda-beda dan kami belum bisa mendata seberapa besar kerugian yang ditanggung pelaku usaha nasional dari peristiwa ini," tambahnya.
(toy/dna)