Selain proyek normalisasi kali, masih ada proyek sodetan alias jalur air di bawah tanah yang bisa mengalirkan sebagian air dari Sungai Ciliwung ke Kanal Banjir Timur.
Sama seperti, proyek ini juga mandek. Bambang menjelaskan seharusnya jalur sodetan sepanjang 1,27 km, namun hingga kini baru 600 m saja yang selesai.
Lagi-lagi proyek ini terkendala lahan. Dia menyatakan proyek mandek di daerah Bidara Cina, Jakarta Timur.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Bambang, kedua proyek ini masih belum jelas kapan selesainya. Dia hanya bisa menunggu kejelasan pembebasan lahan baru bisa melanjutkan proyeknya.
Baca juga: Dari Udara, Sang Pengendali Air di Manggarai |
Dua proyek tadi ada di hilir Sungai Ciliwung. Kalau di hulunya, pemerintah membangun dua waduk di daerah Puncak, Bogor yaitu Waduk Ciawi dan Sukamahi. Kedua waduk ini diharapkan dapat mengurangi debit aliran air yang datang ke Jakarta.
Waduk Ciawi sudah 44% konstruksinya, sementara Sukamahi 35% dan ditargetkan akhir tahun 2020 dua waduk penangkal banjir ini selesai pembangunannya.
"Fisiknya udah banyak lah. Kalau bendung itu, Ciawi 44% kalau Sukamahi 35%. Itu targetnya tahun ini akhir, selesai 2020," ungkap Bambang.
Kontrak pembangunan Bendungan Ciawi ditandatangani pada 23 November 2016 dengan kontraktor PT Brantas Abipraya (Persero) dan PT Sacna dengan nilai pekerjaan konstruksi Rp 798,7 miliar.
(ang/ang)