Selain ke Jepang, RI Juga Tawarkan Investasi Natuna ke AS

Selain ke Jepang, RI Juga Tawarkan Investasi Natuna ke AS

Hendra Kusuma - detikFinance
Jumat, 10 Jan 2020 15:10 WIB
Menko Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan/Foto: Andhika Prasetia/detikcom
Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) bertemu bos International Development Finance Corporation (IDFC) Adam Boehler. IDFC adalah lembaga pembiayaan investasi bentukan Pemerintah Amerika Serikat (AS) yang didirikan pada 2019, dan berkantor pusat di Washington DC.

Menurut sejumlah pengamat internasional, IDFC dibangun untuk menyaingi program investasi besar-besaran China ke luar negeri, OBOR alias One Belt One Read. Usai pertemuan Jokowi dengan Adam Boehlar, Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan yang ikut hadir dalam pertemuan itu menjelaskan akan membahas sejumlah proyek dengan pihak IDFC.

Proyek yang akan dibahas antara lain proyek tol di Pulau Jawa dan Sumatera hingga proyek perikanan di Natuna.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


"Sudah ada beberapa proyek yang segera dilihat dan didiskusikan detail seperti tol road di Jawa, dikombinasikan dengan tol road di Sumatera, dan juga mungkin turis, mungkin juga investasi ikan di Natuna. Atau juga mungkin hydropower di Kalimantan Utara. Jadi banyak sekali sekarang yang kita mau diskusikan dan kita segera maju," tutur Luhut di Istana Presiden, Jakarta, Jumat (10/1/2020).

Bukan itu saja, menurut Luhut, pihak IDFC juga berminat membiayai investasi di rumah sakit dan hotel milik BUMN.

"Juga termasuk rumah sakit BUMN yang ada 85 itu dan hotelnya yang 75 atau terbalik ya, itu mereka juga berminat masuk," kata Luhut.

Siapkan Dana US$ 60 Miliar

Sementara itu Adam Boehler menjelaskan IDFC menyiapkan pendanaan senilai US$ 60 miliar untuk berinvestasi di negara negara berkembang. Menurut Adam, Jokowi menegaskan fokus untuk pembiayaan investasi mengandalkan modal swasta.

Amerika Serikat pun, kata Adam, siap mendukung Indonesia dalam pembangunan.

"Ini baru pertama kali dibentuk dan saya langsung berkunjung ke Indonesia. Saya sangat senang sekali bertemu dengan Presiden Jokowi. Jelas tadi dari bapak Presiden bahwa fokusnya adalah private capital untuk membangun Indonesia dan Amerika Serikat siap mendukung Indonesia," tutur Adam.


Dia menambahkan tujuan utama kerja sama adalah meningkatkan harkat hidup masyarakat Indonesia dan meningkatkan pertumbuhan itu adalah tujuan utama kami.

"Kita juga berkeinginan untuk mendukung Indonesia dalam berbagai sektor, memberikan teknologi berkualitas tinggi dan berkelanjutan di bidang energi, infrastruktur dan kesehatan. Indonesia dan Amerika Serikat memiliki persahabatan dan kemitraan yang kuat, dan anda melihat ada dolar yang mengikuti kemitraan tersebut," tutur Adam.

Hide Ads