Jika dirupiahkan dana tersebut sebesar Rp 70 triliun.
"Mereka akan sediakan dana US$ 5 miliar untuk Indonesia. Nilai tersebut termasuk semacam shift capital. Bisa multiplier 4-5 kali, dengan US$ 5 miliar investasi dialokasikan ke Indonesia, itu akan mengundang sekitar US$ 20 miliar," tutur Airlangga di Komplek Istana Presiden, Jakarta, Jumat (10/1/20120).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Airlangga dana sebesar itu berpeluang untuk membiayai proyek-proyek fisik maupun untuk Sovereign Wealth Fund (SWF). Selain itu, kata Airlangga, SWF juga masuk dalam omnibus law alias Undang-undang 'Sapu Jagat' yang kini sedang digodok.
"SWF ini bagian dari omnibus law. Bagian cluster omnibus law. Ini tentu akan menunggu sidang pertama di masa sidang ini tanggal 13, dan dimasukkan dalam prolegnas. Setelah prolegnas diketok, baru omnibus dimasukkan," terang Airlangga.
Sementara itu Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menjelaskan proyek yang akan dibahas bersama pihak IDFC antara lain tol di Pulau Jawa dan Sumatera hingga proyek perikanan di Natuna.
"Sudah ada beberapa proyek yang segera dilihat dan didiskusikan detail seperti tol road di Jawa, dikombinasikan dengan tol road di Sumatera, dan juga mungkin turis, mungkin juga investasi ikan di Natuna. Atau juga mungkin hydropower di Kalimantan Utara. Jadi banyak sekali sekarang yang kita mau diskusikan dan kita segera maju.
Bukan itu saja, menurut Luhut, pihak IDFC juga berminat membiayai investasi di rumah sakit dan hotel milik BUMN.
"Juga termasuk rumah sakit BUMN yang ada 85 itu dan hotelnya yang 75 atau terbalik ya, itu mereka juga berminat masuk," kata Luhut.
(hns/eds)