Sebelum resmi mengumumkan, perlu diketahui ada banyak pekerjaan rumah (PR) yang harus diselesaikan oleh sosok Bos Garuda yang baru. Pengamat BUMN sekaligus peneliti senior di Visi Integritas Danang Widoyoko mengatakan PR yang harus diselesaikan manajemen baru adalah memperbaiki neraca keuangan.
"Bagaimana memperbaiki neraca keuangan," kata Danang saat dihubungi detikcom, Jakarta, Sabtu (11/1/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Alasannya, Garuda Indonesia merupakan perusahaan pelat merah yang tidak lepas dari syarat kepentingan politik hingga intervensi.
"Jadi ada ukuran yang jelas, meminimalkan titipan. Misalnya setahun laporan keuangan membaik, kerugian turun, jadi ada strategi mengurangi kerugian," ujarnya.
Salah satu strategi memperbaiki neraca keuangan yang harus dilakukan jajaran direksi baru nantinya bisa negosiasi utang dan kontrak pembelian pesawat. Selanjutnya, PR yang harus diselesaikan adalah menciptakan sistem pemberantas tindak korupsi di tubuh Garuda Indonesia.
"Menciptakan sistem di mana kemudian praktik-praktik korupsi dan pelanggaran itu bisa diminimalkan. Ini yang saya kira belum mendengar, artinya ketika direksi baru terpilih dia harus jelas komitmennya," katanya.
Mengenai latar belakang, Danang mengaku bisa berasal dari lingkungan pemerintah, BUMN, maupun swasta. Asalkan sosok Bos Garuda Indonesia ke depannya independen dalam hal ini berani melawan intervensi dan berintegritas tinggi.
(hek/hns)