Bukan Boros, Pendapatan Driver Ojol Memang Mepet Banget

Bukan Boros, Pendapatan Driver Ojol Memang Mepet Banget

Anisa Indraini - detikFinance
Minggu, 02 Feb 2020 16:30 WIB
Tarif baru batas bawah dan batas atas ojek online telah berlaku sejak Senin (2/9/2019). Tarif diatur berdasarkan zonasi.
Foto: Grandyos Zafna
Jakarta -

Menjadi driver ojek online (ojol) sudah jadi jenis pekerjaan baru di Indonesia. Meski begitu, menjamurnya pekerjaan sebagai driver ojol tidak menjamin para pekerjanya hidup sejahtera.

Sebelumnya dua pengemudi driver ojol yang berhasil diwawancarai detikcom mengaku tidak bisa menabung dari penghasilannya. Penghasilannya yang saat ini rata-rata Rp 150 ribu/hari habis untuk kebutuhan sehari-hari.

"Bisa disisihin cuma nanti habis-habis lagi. Nggak bisa dibilang nabung jadinya. Sejak 2019 kesini susah nabung," kata pengemudi Grab Dadang (40) kepada detikcom, Selasa (28/1/2020).

Saat ditanya untuk apa uang tersebut, Dadang merinci pengeluarannya secara umum sebagai driver ojol:
1. Makan minimal 2x Rp 30.000/hari
2. Bensin Rp 20.000/hari
3. Ngopi Rp 6.000/hari
4. Rokok Rp 10.000 - Rp 20.000/hari
5. Service motor Rp 70.000 - Rp 100.000 (Ganti oli)/bulan (rata-rata Rp 3.000/hari)
6. Paket internet (termasuk telepon + SMS) Rp 75.000/bulan (rata-rata Rp 2.500/hari)

Dengan perhitungan itu, maka dalam sehari seorang driver ojol harus mengeluarkan kocek Rp 81.500/hari.

Bila jumlah pendapatan dikurang jumlah pengeluaran, maka driver ojol hanya bisa membawa bersih uang Rp 68.500. Itu pun baru menghitung untuk kebutuhan pribadi sebagai driver ojol, belum termasuk dengan kebutuhan keluarga.

Dadang bilang, penghasilan dari sisa pengeluarannya diberikan semua kepada istri.

"Kebutuhan anak sudah dihitung pengeluaran di rumah. Soalnya kalau misalkan saya narik taruh lah minimal dapat bersih Rp 100-150 ribu (per hari) saya kasih ke istri. Kalau orderan lagi jelek banget kadang Rp 50 ribu (per hari kasih ke istri)," bebernya.

Bukan Boros, Pendapatan Driver Ojol Memang Mepet Banget



(dna/dna)

Hide Ads