Dulu Mahal, Kini Harga Tiket Pesawat Sumbang Deflasi

Dulu Mahal, Kini Harga Tiket Pesawat Sumbang Deflasi

Hendra Kusuma - detikFinance
Senin, 03 Feb 2020 18:09 WIB
Terminal 3 Bandara Internasional Soekarno-Hatta (Soetta) resmi melayani penerbangan internasional, Senin (1/5/2017). Garuda Indonesia jadi maskapai pertama yang melayani penerbangan rute luar negeri di terminal yang sebelumnya bernama Terminal 3 Ultimate tersebut.
Ilustrasi/Foto: Grandyos Zafna
Jakarta -

Sektor transportasi pada Januari 2020 mencatatkan deflasi 0,87% dengan sumbangan 0,11%. Deflasi terjadi karena penurunan harga tiket pesawat dengan andil 0,07%.

"Andilnya -0,11% yang membuat deflasi adalah penurunan tarif angkutan udara," kata Kepala BPS Suhariyanto di kantor pusat BPS, Jakarta Pusat, Senin (3/2/2020).

Suhariyanto melanjutkan penurunan harga tiket pesawat karena musim liburan Natal dan Tahun Baru 2020 sudah usai. Usai masa liburan, harga tiket pesawat turun di 58 kota.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Penurunan tertinggi di Padang Sidempuan, Palangka Raya, Kupang sampai 16%, lalu penurunan juga terjadi di Manado, Tual, Baubau turun 14%. Itu yang menyebabkan transportasi deflasi," jelas dia.

Selain penurunan harga tiket pesawat, Suhariyanto mengungkapkan penurunan harga bensin jenis Pertamax RON92 dan Pertamax Turbo juga memberikan andil deflasi pada kelompok pengeluaran transportasi.

ADVERTISEMENT

"Sehingga andil bensin 0,06%, itu yang menyebabkan transportasi deflasi 0,89%," ungkap dia.

Sebagai informasi, BPS mencatat inflasi Januari 2020 sebesar 0,39%. Dengan angka inflasi ini berarti tahun kalender 0,39%, year on year (yoy) sebesar 2,68%. Dari 90 kota yang disurvei BPS, 79 di antaranya mengalami inflasi dan 11 deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Meulaboh dan terendah di Gorontalo.




(hek/ara)

Hide Ads