Di Depan Kades Se-Jateng Tito Wanti-wanti soal Dana Desa Rp 72 T

Di Depan Kades Se-Jateng Tito Wanti-wanti soal Dana Desa Rp 72 T

Angling Adhitya Purbaya - detikFinance
Selasa, 18 Feb 2020 14:57 WIB
Mendagri Tito Karnavian
Mendagri Tito kumpulkan Kepala Desa se-Jateng/Foto: Angling Adhitya Purbaya/detikcom
Semarang -

Menteri Dalam Negeri, Tito Karnavian mengumpulkan 1.000 lebih kepala desa dan camat se-Jawa Tengah hari ini. Tito menjelaskan terkait pengawasan dan pengelolaan dana desa.

Acara tersebut yaitu Rapat Kerja Pembinaan dan Pengawasan Pengelolaan Dana Desa tahun 2020 di Holy Stadium Marina, Semarang. Selain dihadiri Mendagri, ada Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal & Transmigrasi, Abdul Halim Iskandar, Dirjen Perimbangan Keuangan Kemenkeu, Astera Primanto Bhakti, Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati, Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo

Dalam acara tersebut, Tito menjelaskan tahun 2020 alokasi dana desa Rp 72 triliun untuk 74.953 desa di seluruh Indonesia. Ia mendorong Aparat Pengawas Internal Pemerintah (APIP) dan para Camat agar bisa menjadi konsultan karena ada kepala desa yang masih belum paham soal administrasi pemerintahan atau pertanggungjawaban keuangan.

"Saya minta tolong APIP dan Camat bahkan APH (Aparat Penegak Hukum) bertindak sebagai konsultan atau advisor," kata Tito di Semarang, Selasa (18/2/2020).

Salah satu upaya meningkatkan pemahaman ke kepala desa salah satunya dengan mengadakan pertemuan seperti yang digelar hari ini. Ada 9 provinsi yang serentak menggelar rapat serupa dan lainnya akan menyusul pada tahap kedua dan ketiga bulan ini.


"Sebaiknya dikumpulkan seperti ini, dibagi tiga tahap. Saya pilih Jateng karena masalah ide pemerintahan desa dari Jateng. Merupakan daerah yang memiliki desa terbanyak," katanya.

Tito juga menyebut ada usulan agar dana desa bisa digunakan untuk mengurus batas desa yang masih belum jelas karena menurutnya masih banyak desa yang batasnya tidak jelas sehingga berpengaruh pada berbagai hal termasuk investasi.

"Ini sedang dibicarakan, bisa tidak Rp 20 juta atau Rp 30 juta agar bisa untuk menyelesaikan batas desa," tandasnya.

Bagaimana respons Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo? Klik halaman selanjutnya

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT



Sementara itu Ganjar mengatakan rapat kali ini merupakan rapat pertama setelah UU Desa ada sehingga kepala desa bisa belajar banyak.

"Saya rasa ini rapat pertama setelah undang-undang ini ada. Ini momentum baik," kata Ganjar.

Ia juga menjelaskan penyerapan dana desa di 7.809 desa di Jawa Tengah terus meningkat tiap tahun. Untuk diketahui, Jawa Tengah mendapat gelontoran dana Rp 8,2 triliun tahun ini atau naik 5 persen dari tahun kemarin.

"Penyerapan 99,84 persen tahun 2018 naik jadi 99,9 persen di tahun 2019," Jelasnya.
Penyerapan dana desa di Jateng cukup beragam dan paling tinggi yaitu untuk infrastruktur jalan dengan total 5,7 ribu kilometer. Kemudian ada 13,8 kilometer jembatan, pasar desa, Bumdes, irigasi, embung, dan lainnya.


"Kita juga buat perda, kalau wisata (dari Bumdes) bagus kita alokasikan Rp 1 miliar, itu untuk yang sudah jalan. Antusiasme pembangunan wisata desa hebat-hebat," tandasnya.

Dalam acara tersebut juga dilakukan simbolis penyerahan bantuan untuk pembangunan atau perbaikan 30 kantor desa yang rusak parah. Penyerahan dilakukan simbolis dari Tito kepada Ganjar.

"Untuk yang kantor desa rusak baru 30 dulu, ya," kata Tito.



Simak Video "Video: Kemendagri Akan Cabut Izin Ormas yang Terlibat Premanisme"
[Gambas:Video 20detik]

Hide Ads