Selain soal RUU Cipta Kerja, berita terpopuler lainnya adalah Amerika Serikat (AS) mencoret Indonesia dan sejumlah negara dari daftar negara berkembang. Dengan kata lain, AS menganggap Indonesia sebagai negara maju, bersanding dengan China hingga India.
Mau tahu informasi selengkapnya? Baca 5 beria terpopuler detikFinance berikut ini
Menaker Jawab Kontroversi RUU Cipta Kerja
Foto: Citra Nur Hasanah / 20detik
|
Tapi bila kini kalangan buruh dan pekerja mempersoalkan sejumlah pasal yang dianggap tak berpihak kepada mereka, Ida siap mendiskusikannya kembali. Bersama mereka diinventarisasi berbagai masalah seperti upah minimum, besaran pesangon, waktu kerja, dan seterusnya.
"Saya tidak tahu apakah ini tidak dianggap sebagai keterbukaan? Kami ada notulensinya kok. Kalau sekarang teman-teman itu pada ribut, ya ini dinamika demokrasi saja," kata Ida yang juga politisi PKB itu kepada tim Blak-blakan detikcom, Jumat (21/02/2020).
Baca selengkapnya di sini: Blak-blakan Menaker: Menjawab Kontroversi RUU Cipta Kerja
RI Masuk Jadi Negara Maju, Beneran?
Foto: Agung Pambudhy
|
Wakil Ketua Kamar Dagang dan Industri Internasional (Kadin) Indonesia Bidang Hubungan Internasional Shinta Widjaja Kamdani mengatakan hal ini bisa membuat Indonesia kehilangan fasilitas Generalize System of Preference (GSP) atau keringanan bea masuk impor barang ke Amerika Serikat (AS).
"Kalau berdasarkan aturan seharusnya negara maju nggak bisa dapat GSP," katanya kepada detikcom, Minggu (23/2/2020).
Baca selengkapnya di sini: RI 'Naik Level' Jadi Negara Maju, Beneran Nih?
Mahathir Mundur Saat Ekonomi Malaysia Tertekan
Foto: thestar.com.my
|
Perdana Menteri (PM) Malaysia Mahathir Mohamad memutuskan untuk mengundurkan diri. Keputusannya itu telah dia tuangkan dalam surat yang ditujukan kepada Raja Malaysia, Yang di-Pertuan Agong Al-Sultan Abdullah Ri'ayatuddin Al-Mustafa Billah Shah hari ini.
Mahathir sendiri menjabat sebagai PM Malaysia sejak Oktober 2018. Itu kedua kalinya dia menjadi PM Malaysia, sebelumnya dia sudah menjadi pada periode 1981-2003.
Kinerjanya di bidang ekonomi pada tahun terakhirnya kurang menggembirakan. Melansir Reuters, Senin (24/2/2020), Bank Negara atau bank sentral Malaysia mengatakan bahwa pertumbuhan ekonomi Malaysia di kuartal IV-2019 hanya 3,6%.
Pertumbuhan itu merupakan pertumbuhan ekonomi paling lambat dalam satu dekade terakhir. Penyebabnya lantaran output yang lebih rendah dari minyak sawit, minyak mentah dan gas alam, serta penurunan ekspor di tengah perang dagang AS-China.
Baca selengkapnya di sini: Mahathir Ajukan Mundur Saat Ekonomi Malaysia Tertekan
Tol Penghubung Pantura & Pansela
Foto: Rina Atriana/detikcom
|
"Jasa Marga beserta konsultan melaporkan, bahwa sudah melakukan studi terhadap alternatif-alternatif rute, yaitu ada 4 macam (rute). Dari 4 macam itu yang paling bagus skornya itu yang menghubungkan Brebes Timur, langsung Tegal, Bumiayu, Pekuncen, langsung Ajibarang, masuk Wangon dan Cilacap (Pejagan-Cilacap)," kata Kepala Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan Daerah (Bappedalitbang) Kabupaten Banyumas, Purwadi Santoso kepada wartawan, Senin (24/2/2020).
Baca selengkapnya di sini: Tol Penghubung Pantura & Pansela Jawa Akan Lewati Banyumas
Strategi Bentengi Jakarta dari Serangan Banjir
Foto: Yogi Ernes/detikcom
|
Saat ini proyek pompa di Kali Sentiong dan pompa di Ancol sedang proses tender.
"Kami sudah kerjakan di kali Sentiong udah tender mau pasang pompa di hilirnya. Lalu pompa Ancol kan ada Kali Item masuk Ancol," ungkap Basuki ditemui di kantornya, Jakarta Selatan, Senin (24/2/2020).
Baca selengkapnya di sini: Ini Strategi PUPR Bentengi Jakarta dari Kepungan Banjir
Halaman 2 dari 6