RI Nego Arab Saudi Biar Bisa Umroh Lagi

RI Nego Arab Saudi Biar Bisa Umroh Lagi

Trio Hamdani - detikFinance
Sabtu, 29 Feb 2020 08:20 WIB
Sejumlah jemaah umrah yang tertahan dan menunggu kepastian perlahan mulai meninggalkan Bandara Soetta.
Ilustrasi/Foto: Rifkianto Nugroho
Jakarta -

Pemerintah Indonesia memberikan respons atas kebijakan Arab Saudi yang menghentikan sementara kedatangan jemaah umroh dari beberapa negara lain, termasuk Indonesia.

Keputusan penangguhan sementara sebagai upaya pemerintah Arab Saudi mencegah penyebaran virus corona. Penangguhan itu pun atas rekomendasi Kementerian Kesehatan Arab Saudi. Penangguhan ini berlaku untuk semua negara termasuk Indonesia.

Kementerian Luar Negeri Arab Saudi mengatakan otoritas kesehatan di Arab Saudi terus mengikuti perkembangan corona virus (COVID-19). Mereka menegaskan kegigihan pemerintah Kerajaan melalui otoritas-otoritas itu untuk menerapkan standar internasional yang disetujui dan mendukung upaya negara dan organisasi internasional, terutama Organisasi Kesehatan Dunia, untuk menghentikan penyebaran virus corona.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan pemerintah Indonesia tengah melakukan negosiasi dengan pemerintah Arab Saudi. Pemerintah masih mengupayakan agar kebijakan itu tak berlaku bagi Indonesia.

"Lagi dinego sekarang," ujarnya di kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (28/2/2020).

ADVERTISEMENT

Luhut mengaku belum mendapatkan informasi terkait progres dari negosiasi tersebut. "(Nanti) saya cek lagi," tambahnya.

Kebijakan Arab Saudi pun membuat biro penyelenggara perjalanan umroh merugi.

RI Nego Arab Saudi Biar Bisa Umroh Lagi

Ketua Umum Sarikat Penyelenggara Umroh dan Haji (SAPUHI) Syam Resfiadi memperkirakan potensi kerugian seluruh biro penyelenggara perjalanan umrah mencapai Rp 1 triliun, pasca Pemerintah Arab Saudi memutuskan untuk menangguhkan sementara kedatangan jemaah umrah dari luar negaranya, termasuk Indonesia.

"Kerugiannya kurang lebih kalau seandainya kita nanti yang ke depannya ini batal nggak boleh berangkat, ya kali aja 50 ribu (jemaah) dikali (biaya umrah) Rp 20 juta rata-rata," kata dia saat dihubungi detikcom, Kamis (27/2/2020).

Kerugian tersebut hanya untuk hitungan 2 minggu ke depan saja. Semakin lama Arab Saudi menyetop jemaah umrah dari luar negaranya, kerugian biro travel bakal makin membengkak.

Hitung-hitungannya adalah, kata dia jemaah umrah dari Indonesia sekitar 110 ribu dalam sebulan. Untuk dua minggu ke depan ada sekitar 50-60 ribu calon jemaah yang siap berangkat. Mereka bisa gagal berangkat karena Arab Saudi menangguhkan sementara pembuatan visa ke negaranya.

Jumlah jemaah tersebut tinggal dikalikan dengan biaya umrah yang rata-rata Rp 20 juta, yang hasilnya Rp 1-1,2 triliun.

"Kerugian yang bisa ditimbulkan kurang lebih kalau sebulan rata-rata dari Indonesia sekitar 110 ribu jemaah, ya 14 hari ke belakang itu masa berlaku visa, artinya 2 minggu ya kita perkirakan sekitar 50 sampai 60 ribu jemaah lagi menunggu daftar berangkat nih," jelasnya.

Namun pihaknya berharap uang jemaah yang sudah mereka bayarkan ke maskapai untuk pembelian tiket dan pihak hotel untuk pemesanan kamar tidak hangus agar pihaknya tidak menanggung rugi.


Hide Ads